Teori
Pendapatan
Pendapatan
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metode pengakuan pendapatan tetapi sebelumnya peneliti akan menguraikan pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses pendapatan, penilaian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan, metode pengakan pendapatan, serta konsep penjualan jasa yag dilakukan.
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metode pengakuan pendapatan tetapi sebelumnya peneliti akan menguraikan pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses pendapatan, penilaian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan, metode pengakan pendapatan, serta konsep penjualan jasa yag dilakukan.
Pengertian Pendapatan
Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaab, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaab, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Selain itu pula
pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam
laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah
kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba,
maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari
pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian tentang
pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa pandangan
yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. Sebelum penulis lebih lanjut
menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu perlu diketahui
mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha
menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:
“Konsep ini
menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan
usaha atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri da
terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan”.
Berdasarkan konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.
Berdasarkan konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.
Ikatan akuntan
Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23
mendefinisikan pendapata sebagai berikut:
“Pendapatan adalah
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”
Disamping definisi
yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan gambran yang
lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip
pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan.
Menurut Zaki Baridwan
dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah:
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha”
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha”
Menurut M. Munandar (
1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:
“Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya liabilities”
“Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya liabilities”
Menurut Eldon S.
Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa pendapatan
adalah:
“Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan”
“Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan”
Disamping definisi
yang dinyatakan diatas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin Niswonger,
Carl S. Warren dan Philip E. Fess ( 1992:56-57):
“Pendapatan merupakan
kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan
barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang
dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.
Sofyan Syafri Harahap
(2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah : “Pendapatan adalah hasil
penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka yang
menerima”.
Eldon Hendriksen mengemukakan
definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: :Konsep dasar pendapatan adalah
pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa selama jarak
waktu tertentu”.
Definisi-definisi
diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai
berikut:
1. Konsep Pendapatan
yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari kegiatan
operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net
asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services.
Jika pendapatan
dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan dengan jelas,
misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.
Konsep dasar
pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan sebagai produk
perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan
barang dan jasa oleh perusahaan.
2.2 Sumber-Sumber
Pendapatan
Soemarso SR
mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang
diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi
adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal
aktiova dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak semua transaksi
mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah membedakan
kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai
nominal aktiva dapat terjadi dari:
1. Transaksi modal
atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh
pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber
tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai sumber
pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan
penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir ke-dua.
2.3. Proses
Pendapatan
Ada dua konsep yang
sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan yaitu konsep proses
pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan
(Realization Process).
1. Proses pembentukan
pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan
pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini
berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang diperlukan dalam
rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran,
maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir
pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan
tersebut melakukan kegiatan produksi.
2. Proses realisasi
pendapatan (realization Process)
Proses realisasi
pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah
produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan
dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau
jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan
mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan
terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi
pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
? Kepastian perubahan
produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau
semacamnya.
? Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
? Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
2.4. Penilaian,
Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan.
2.4.1. Penilaian
Pendapatan
Standar Akuntansi
memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan berapa
rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi atau
berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan
keuangan.
Ada empat dasar dalam
penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Historis
(historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)
yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aktiva tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya Kini
(current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi
atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan
menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang
(present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil
dalam pelaksanaan usaha normal.
2.4.2. Pengukuran
Pendapatan
Ada dua hal yang
perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaiti pengukuran
pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa
pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
Ikatan Akuntan
Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran pendapatan yang
dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan harus
diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan yang
imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat
diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan
perusahaan”.
Pendapatan dapat
diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam nilai
tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan
pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi [iutang ragu-ragu perlu
disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada
berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
a) Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
b) Nilai setara kas
a) Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
b) Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas
yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang dari hasil,
penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
c) Harga dibawah
harga pasar
Harga pasar yang
berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
d) Harga pasar
Harga jual bersih
yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya
penyerahan produk.
e) Harga kesepakatan
Harga dimana yang
nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah penjualan yang
disepakati dengan pelanggan.
2.4.3. Pengakuan
Pendapatan
Tujuan dari semua
usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan yang bias meningkatkan
nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan diakui pada saat realisasinya atau
sepanjang tahap (siklus)operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari
transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal penjualan, biasanya
merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas
jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut telah
dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang
diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh pihak
lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya
waktu atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan.
4. Pendapatan dari
penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap atau
surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus
diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Pada
umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari
kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin
kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan
mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat diakui dan
dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan
waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi
pendapatan (Revenue Realization)
Eldon S HEndriksen
mengutp pernyataan American Accounting Association Committee on Concept and
Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.
Secara teoritik titik
waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat, yait:
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas
1. Pengakuan
pendapatan diakui pada saat proses produksi
Pengakuan pendapatan
diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP memperbolehkan dua
metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu sebagai
berikut:
a. Metode Persentase
Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode persentase
penyelesaian adalah bentu alternative atas metode kontrak selesai. Dalam metode
ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau
dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode ditentukan
berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga laba)
diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.
Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.
Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.
1. Pegukuran masukan
(input measure)
Pengukuran masukan
adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal tertentu dibandingkan
dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proyek. Pengukuran ini meliputi:
? Metode biaya ke
biaya (cost to cost method)
Metode ini paling
sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya
yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan.
? Metode usaha yang
diupyakan (effort expended method)
Metode ini didasarkan
oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja, upah, jam
mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode ini
diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.
2. Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.
2. Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.
b. Metode kontrak
selesai (completed contract method)
Menurut metode ini,
pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya selama
pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana
pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak
selesai harus digunakan hanya:
(1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,
(2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau
(3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan berulang.
(1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,
(2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau
(3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan berulang.
Metode kontak selesai
(completed contract method) ini hanya akan diguakan jika metode perssentase
penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.
2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi
2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi
Pengakuan pendapatan
atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam criteria;
(1) Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
(2) Biaya pemasaran yang tidak besar,
(3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan dapat diestimasi.
(1) Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
(2) Biaya pemasaran yang tidak besar,
(3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan dapat diestimasi.
Kriteria utama untuk
menmggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang handal yaitu produk
harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat dipengaruhi
produsen tertentu.
3. Pengakuan
pandapatan pada saat penjualan
Untuk tujuan
pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang paling
utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
? Harga produk sekarang sudah lebih pasti.
? Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni pertukaran telah terjadi.
? Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
? Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.
? Harga produk sekarang sudah lebih pasti.
? Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni pertukaran telah terjadi.
? Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
? Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.
Dasar pengakuan ini
sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak dlam bidang
produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling
menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan mengakibatkan
masuknya aktiva bau kedalam perusahaan yang berupa kas atau piutang.
4. Pengakuan
pendapatan pada saat penerimaan kas
Penerimaan kas
merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan. Umumnya, tidak
kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva bersih perusahaan.
Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang
melakukan penjualan yang bayarannya secara angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu periode atas dasar penerimaan uang.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu periode atas dasar penerimaan uang.
2.4.4. Pengungkapan
Pendapatan
Menurut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan pendapatan, perusahaan
harus mengungkapkan sebagai berikut:
a. Kebijakan
akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang dianut
untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
(1) Penjualan barang
(2) Penjualan Jasa
(3) Bunga
(4) Dividen, dan
(5) Royalty.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
(1) Penjualan barang
(2) Penjualan Jasa
(3) Bunga
(4) Dividen, dan
(5) Royalty.
2.5. Kriteria
Pengakuan Pendapatan
Pengaakuan pendapatan
yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) ada dua kriteria
yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan baru
diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera
terealisasi.
2. Pendapatan baru adapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.
2.5.1. Metode Pencatatan Pendapatan
2. Pendapatan baru adapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.
2.5.1. Metode Pencatatan Pendapatan
Di dalam laporan
akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1. Nilai ekonomis
harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
2. Jumlah pendapatan harud dapat diukur
3. Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4. Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang memuaskan.
2. Jumlah pendapatan harud dapat diukur
3. Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4. Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang memuaskan.
Metode dalam
pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut: metode
berbasis kas(cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis
method)
1. Metode cash basis
Suatu system dimana
pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini
banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada
umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual
basis
Metode pencatatan
pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak tanpa
memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah karena
metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi)
dan neraca selisih.
2.6. Metode pengakuan
pendapatan untuk penjualan jasa
Ada empat metode
pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian besar dalam
penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1. Metode kinerja
khusus
Metode ini digunakan
untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
2. Metode Kinerja
Profesional
Metode ini digunakan
untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari satu aksi
tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan
untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan serangkaian
tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total
transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah
tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai,
yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4. Metode Penagihan
Metode ini digunakan
untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat tinggi atau
estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga
persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas
diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya yang digunakan untuk
penjualan produk.
2.7. Konsep dasar yang
diperkirakan dalam pengakuan pendapatan
Ada beberapa konsep
dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Konsep Upaya dan
HAsil (effort and accomplishment concept)
Konsep ini menyatakan
bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan merupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti
Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan
mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan 6yang cukup tinggi apabila data
keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuju
kebenarannya,
3. Konsep Akuntansi
mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)
Konsep akuntansi
menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain, dalam banyak hal
konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asunsi atau paling tidak
didasarkan atas asumsi yangtidak dapat diuji validitasnya dengan pembuktian
yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan
keuangan.
4. Konsep Biaya Historical
4. Konsep Biaya Historical
Konsep biaya
histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk jasa yang
baru diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga pertukaran padasaat
terjadinya salah satu keunggulan biaya histories yang terjadi dari hasil
kesepakatan dua pihak yang independent.
0 komentar:
Posting Komentar