Kata Pengantar
Puji syukur penulis
ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
hamba-Nya, khususnya bagi penulis yang telah mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Limbah Padat”
Dalam menulis makalah, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala apapun , sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu guru, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam menulis makalah, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala apapun , sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu guru, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga
sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal – hal yang
tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima
masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai
dengan sempurna,
Amin…
Jakarta , 10
Februari 2017
_______________________________________________________________________
Daftar Isi
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB I .
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
. PEMBAHASAN
1. Pengertian Limbah
2. Pengelompokkan Limbah
3. Pengertian Limbah Padat
4. Cara pengelolahan Limbah Padat
5. Limbah Padat dan Sanitasi Lingkungan
6. Metode pengelolahan Limbah Padat
BAB III
. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar
Pustaka
_______________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Degradasi lingkungan
yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari hasil eksploitasi sumber daya
alam maupun limbah yang berasal dari Industri Berat, Manufaktur, Agro Industri
dan rumah tangga yang telah menjadi suatu permasalahan tersendiri dan perlu
dikelola dan ditangani secara benar sehingga tidak berdampak pada pencemaran
lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa manusia memerlukan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan sisi lain manusia menginginkan agar lingkungan dimana
dia tinggal tidak tercemar oleh polusi Air, Udara, maupun Suara.
Kerusakan lingkungan
yang diakibatkan dari ekploitasi sumber daya mineral oleh perusahaan
pertambangan telah membuat banyak wilayah tercemar oleh limbah bahan galian
yang tidak diperlukan serta limbah yang berasal dari proses ekstraksi mineral
yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Penambangan Batu Bara di
Kalimatan Timur oleh beberapa perusahaan bentuk lahan di wilayah tersebut
menjadi kolam-kolam air dan merusak struktur tanah serta sistem hidrologi air
tanah. Penambangan biji tembaga di Freeprot, Papua telah mengakibatkan
kerusakan lingkungan di sekitar wilayah tambang serta pencemaran di hulu-hulu sungai
oleh limbah yang berasal dari bahan galian yang tidak terpakai. Penambangan
timah di pulau Bangka telah meninggalkan banyak kolam-kolam hasil dari
penggalian lahan, sedangkan biaya remediasi lingkungan untuk pemulihan
lokasi-lokasi yang telah tercemar khususnya di wilayah pertambangan akan sangat
mahal.
Permasalahan
pengelolaan limbah dan kerusakan lingkungan juga terjadi dalam ekspliotasi
sumber daya hutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pemegang Hak
Pengusahaan Hutan (HTP) maupun industri bubur kertas. Kerusakan dan degradasi
lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi sumber daya hutan yang pengawasannya
terlalu lemah telah mengakibatkan banyak hutan tropis di Indonesia telah rusak
dan hal ini berdampak pula pada kerusakan Sistem Hidrologi Air Tanah, Struktur
Tanah, Ekosistem dan Kerusakan Fauna dan Flora.
Rumusan
Masalah
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbahpadat adalah agar terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna kembali dan memiliki nilai yang ekonomis.
Adapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbahpadat adalah agar terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna kembali dan memiliki nilai yang ekonomis.
_______________________________________________________________________
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Limbah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18/1999 Jo. PP
85/199 , Limbah didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu usaha dan/atau
kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah.
Limbah tersebut sering dibuang manusia ke lingkungan. Jumlah limbah yang
dihasilkan manusia terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan
kemajuan teknologi serta perekonomian manusia. Ketika limbah mencapai jumlah
atau konsentrasi tertentu , limbah yang dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan.
Pengelompokkan
Limbah
Limbah pada intinya
adalah hasil samping dari aktivitas manusia atau alam , yang mengganggu
keseimbangan lingkungan hidup. Sumber limbah dari proses-proses alam , antara
lain pembusukan bahan organic secara alami , aktivitas gunung berapi , banjir ,
tanah longsor dan berbagai aktivitas alam lainnya.
Sumber limbah dari
aktivitas manusia , misalnya :
1. Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada
industry dan kendaraan bermotor.
2. Pengelolahan bahan tambang mineral dan minyak bumi.
3. Proses pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.
Diantara kedua sumber
pencemaran lingkungan tersebut , yang relatif dapat dikendalikan adalah limbah
yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Faktor-faktor pendorong aktivitas
manusia yang menghasilkan limbah antara lain :
1. Industrialisasi (Limbah pabrik , pertambangan ,
transportasi)
2. Modernlisasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia
3. Urbanisasi (pembukaan hutan untuk pemungkiman , sarana
transportasi dan penimbunan sampah) ; dan
4. Pertambahan penduduk yang pesat (meningkatkan
kebutuhan tempat tinggal)
Limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan manusia di alam dapat dibedakan menjadi limbah organik
dan limbah aroganik (berdasarkan jenis senyawa). Setiap limbah mempunyai
karakter yang berbeda. Berdasarkan bentuk atau wujudnya , limbah dapat
dibedakan menjadi limbah padat , cair dan gas.
Pengertian
Limbah Padat
Limbah padat adalah
hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari
suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan domestik dan
industri.
1. Limbah Domestik
Limbah domestik
biasanya dalam bentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta tempat-tempat umum.
1. Limbah Industri
Sumber-sumber dari
limbah industri meliputi pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah
nuklir, pengawetan buah, ikan atau daging.
Penimbunan limbah
padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya karena adanya
reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu.
Dengan tertimbunnya
limbah ini dalam jangka waktu lama , permukaan tanah menjadi rusak dan air yang
meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan
turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu , timbunan limbah
padat tersebut akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran.
Klasifikasi limbah
padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok , yaitu :
1.) Sampah organik mudah busuk (garbage) , yaitu
limbah padat semi basah , berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk.
2.) Sampah anorganik dan organic tak membusuk (rubbish) , yaitu limbah padat anorganik atau organic
cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme , sehingga sulit membusuk ,
misalnya kertas , plastic , kaca dan logam.
3.) Sampah abu (ashes) , yaitu
limbah padat yang berupa abu , biasanya hasil pembakaran.
4.) Sampah bingkai binatang (dead animal) , yaitu
semua limbah yang berupa bangkai binatang.
5.) Sampah sampuan (street sweeping) ,
yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berbagai sampah tersebar di
jalanan
6.) Sampah industri (industrial waste) ,
semua limbah padat buangan industri.
Limbah padat di dalam
air dapat bersifat organik, anorganik bahkan radioktif.
Menurut sifatnya, polutan jenis ini dapat berupa bahan yang dihancurkan
oleh organisme hidup (degradable compound) dan bahan yang
tidak dapat dihancurkan (nondegradable compound).
Bahan-bahan yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme ini biasanya mengalami
akumulasi dan komponen-komponen lingkungan dan akan menimbulkan gangguan
kesehatan.
Beberapa limbah padat
antara lain logam, kaca, plastik, kayu, kertas, kain:
1.) Logam
berat
Pencemaran lingkungan
oleh logam berat telah banyak terjadi terutama setelah diketahui adanya kasus
keracunan raksa (Hg) yang dikenal dengan istilah “Minamata disease” yang
menyebabkan paralysis (hilangnya kemampuan utuk bergerak karena kerusakan
saraf) pada nelayan-nelayan di teluk Minamata dan sungai Jintsu di negara
jepang. Dua penyebab utama sehingga logam berat menjadi pencemar yang berbahaya
yaitu, pertama logam berat yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme hidup di
lingkungan dan yang ke dua logam berat diakumulasikan di komponen-komponen lingkungan,
terutama pada dasar sedimen sungai dan danau dengan membentuk komponen bersama
bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi.
Pada umumnya terdapat
5 sumber logam berat bagi perairan air tawar sebai berikut :
1. Geological weathering; sumber ini merupakan background
level.
2. Industri logam; pada waktu penambangan logam, partikel
logam yang terbentuk hanya sebagian yang tersaring oleh system pemurnian
sehingga sebagian besar logam dibuang ke lingkungan.
3. Pemakaian bahan logam; misalnya pemakaian garam
kromium pada pabrik kulit, bahan tembaga untuk alat proteksi dan tetraetillead (TEL) sebagian bahan antiletusan
pada bahan bakar mesin.
4. Logam berat yang berasal dari buangan kotoran hewan
dan manusia.
5. Pencucian bahan logam dari sampah; sumber ini banyak
sekali memengaruhi kualitas air terutama dari buangan padat.
Beberapa logam berat
seperti tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibden (Mb), kromium (Cr) dan
kobalt (Co) adalah logam pencemar.
Raksa (Hg)
Raksa (Hg) dengan nama lain Hydrargyrum adalah logam alami satu-satunya yang pada suhu kamar bewujud cair. Raksa dapat bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organoraksa. Organoraksa yang paling umum adalah metilraksa., terutama yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan di tanah. Apabila bakteri tersebut temakan oeh ikan, maka konsentrasi raksa dalam tubuh ikan cenderung tinggi. Makhluk hidup dengan kadar raksayang tinggi akan mengalami paralisa (kehilangan kemampuan bergerak karena kerusakan saraf). Kejadian yang terkenal adalah bencana teluk Minamata, jepang dan kasus pencemaran merkuri di sekitar telik buyut, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi utara yang telah meneteskan pro dan kontra antara pemerintah dengan masyarakat pemerintah lingkungan.
Kadmium (Cd)
Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi. Penyebab cadmium biasanya bersama dengan seng (Zn) manusia dapat terkontaminasi oleh kadmium melalui pencemaran makanan dan pernapasan. Gangguan kesehatan akibat kadmium bisa terjadi akut atau kronis. Ciri-ciri keracunan kadmium adala sesak napas, sakit kepala, menggigil dan jika melalui pernapasan bisa menyebabkan pleuneria.
Raksa (Hg) dengan nama lain Hydrargyrum adalah logam alami satu-satunya yang pada suhu kamar bewujud cair. Raksa dapat bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organoraksa. Organoraksa yang paling umum adalah metilraksa., terutama yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan di tanah. Apabila bakteri tersebut temakan oeh ikan, maka konsentrasi raksa dalam tubuh ikan cenderung tinggi. Makhluk hidup dengan kadar raksayang tinggi akan mengalami paralisa (kehilangan kemampuan bergerak karena kerusakan saraf). Kejadian yang terkenal adalah bencana teluk Minamata, jepang dan kasus pencemaran merkuri di sekitar telik buyut, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi utara yang telah meneteskan pro dan kontra antara pemerintah dengan masyarakat pemerintah lingkungan.
Kadmium (Cd)
Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi. Penyebab cadmium biasanya bersama dengan seng (Zn) manusia dapat terkontaminasi oleh kadmium melalui pencemaran makanan dan pernapasan. Gangguan kesehatan akibat kadmium bisa terjadi akut atau kronis. Ciri-ciri keracunan kadmium adala sesak napas, sakit kepala, menggigil dan jika melalui pernapasan bisa menyebabkan pleuneria.
Timbal hitam (Pb)
Timbal hitam (plumbum) banyak terdapat di kerak bumi. Timpal dalam industri dugunakan sebagai bahan pelapis untuk barang kerajinan dari tanah, sel bateri basah (accu), campuran BBM dan sekarang banyak digunakan untuk pelapis pta-pita karena resisten terhadap bahan korosif. Keracunan timbale dapat diakibatkan oleh pengisapan bagian kecil dari asap atau debu dari kendaraan bermotor dan pabrik yang kemudian di serap oleh aliran darah dan terakumulasi di sumsung tulang. Terkontaminasi bahan ini bisa menyebabkan sakit pada sendi, kepala, anemia dan terjadi paralisis pada urat saraf.
Kromium (Cr)
Kromium berwarna putih perak, lembek (jika dalam keadaan murni) dengan titik leleh kurang lebih dari ± 1900 0C dan titik didihnya ± 2690 0C . Logam ini sangat tahan terhadap korosi. Manfaat utama dari logam ini adalah sebagai pelapis besi dan baja. Jika kintak dengan kulik, senyawa kromium dapat mengakibatkan iritasi pada kulit (bisul bernanah) yang sukar sembuh. Jika masuk kedalam tubuh melalui pernapasan bisa membuat iritasi dan gangguan saluran pernapasan seperti melubangi tulang hidung, kanker paru-paru dan asma. Dalam air, kandungan kromium yang masuk kedalam tubuh melalui jaringan makanan bisa menyerang ginja dan hati. Efek lainnya adalah tulang kropos, anemia dan kanker prostat.
Seng (Zn)
Seng (zink) adalah logam lunak. Seng banyak digunakan untuk bahan pelapis besi dan kuningan, media pembungkus produk industri. Seng tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi seng klorida bila mengenai kulit atau mata dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan diare.
Seng (zink) adalah logam lunak. Seng banyak digunakan untuk bahan pelapis besi dan kuningan, media pembungkus produk industri. Seng tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi seng klorida bila mengenai kulit atau mata dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan diare.
1.) Kaca
Kaca dibuat dari
pasir kuarsa dan batu gamping. Dalam kehidupan sehari-hari kaca digunakan dalam
bentuk lembaran untuk arsitektur, botol dan berbagai peralatan rumah tangga,
komponen kendaraan, elektronik dan sanitasi. Kaca tidak dapat membusuk dan
tidak berbahaya bagi manusia. Kaca dapat didaur ulang menjadi stoples daur
ulang dan barang-barang kerajinan bernilai tinggi.
2.) Plastik
Plastik adalah bahan
polimer sintetis yang murah, kuat, mudah di peroleh dan tahan lama. Dalam
kehidupan sehari-hari di buat dan digunakan dalam bentu botol, lembaran
pembungkus atau kemasan bahan arsitektur, komponen kendaraan, eletronik,
furniture, peralatan rumah tangga dan sanitasi. Secara kimia plastik sedikit
berbahaya bagi manusia, karena plastik tidak dapat membusuk tetapi dapat didaur
ulang menjadi kursi taman, tiang pagar, sepatu boot atau peralatan rumah tangga
lainnya.
3.) Kertas
Dalam kehidupan
sehari-hari kertas digunakan dalam bentuk karton, lembaran kertas untuk
stasionery ( media tulis menulis dan media cetak), pembungkus dan sanitasi.
Kertas tidak berbahaya bagi manusia, karena kertas dapat membusuk. Kertas dapat
didaur ulang karena terbuat dari pulp (bubur kertas) serat alami. Kertas daur
ulang dapat dugunakan untuk berbagai keperluan, misalnya kerajinan tangan yang
memiliki nilai jual yang tinggi.
4.) Kain
Dalam kehidupan
sehari-hari, kain digunakan dalam bentuk lembaran-lembaran untuk media lukis,
sanitasi, busana, mebel, tenda dan lain-lain. Kain ada dua macam, kain yang
terbuat dari benang alami (kapas, sutra, wool) dan kain yang terbuat dari
benang sintetis (tetron). Kain dan bahan alami bisa membusuk dan tidak
berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari bahan sintesis sulit bahkan tidak
dapat membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari bahan
sintetis sulit bahkan tidak dapat membusuk. Kain dapat didaur ulang menjadi
kain pel, atau diurai benangnya untuk bahan pengisi sofa, boneka, kursi dan
sumbu kompor.
Limbah pasti akan
berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan yang baik dan
benar dengan adanya limbah padat dalam lingkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemeran
sebagai berikut :
Timbulnya gas beracun seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), CO2 dan sebagainya gas ini akan timbul jika limbah
ditimbun dan membusuk karna adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan
kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam
suasana aerob atau anaerob.
1. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara. Dalam
sampah yang di tumpuk , akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2 S, NH3 dan methana
yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas)
akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat
mengakibatkan mabuk dan pusing.
2. Penurunan kualitas air. Karena limbah padat biasanya
langsung di buang dalam perairan atau bersama-sama air limbah, maka akan
menyebabkan air keruh dan rasa dari air pun berubah.
3. Kerusakan permukaan tanah.
Berdasarkan
klasifikasi limbah padat serta akibat-akibat yang ditimbulkannya , system
pengelolahan dilakukan menurut :
1. Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan.
2. Limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya.
3. Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.
Secara garis besar ,
limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Limbah padat yang mudah terbakar
2. Limbah padat yang sukar terbakar
3. Limbah padat yang mudah membusuk
4. Limbah padat yang berupa debu
5. Lumpur
6. Limbah padat yang dapat didaur ulang
7. Limbah radioaktif
8. Limbah padat yang dapat menimbulkan penyakit
9. Bongkaran bangunan
Cara
pengolahan limbah padat
Pengelolaan
lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah,
pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi
mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi
dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi
industrialized country).
Sebagaimana lazimnya
negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah
peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas
negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus
pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media
masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap
timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di sekitar
teluk tersebut.
Para pelaku industri
kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai
jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak
baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah
padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan
umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidak diolah dengan baik
untuk menjadikannya bermanfaat.
Pengolahan
Limbah Padat
Menurut sifatnya
pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu :
1. Limbah padat tanpa pengolahan
Limbah padat yang
tidak mengandung unsur kimia yang beracun & biasa langsung dibuang ke
tempat tertentu sebagai TPA berbahaya.
2. Limbah padat dengan pengolahan
Limbah padat yang
mengandung unsur kimia beracun & harus berbahaya diolah sebelum dibuang ke tempat
tertentu.
Secara umum
penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)
Tujuan utama dari
tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi
pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau
pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan
air limbah , seperti pasir , kayu , sampah , plastik dan lain-lain.
2. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tujuan pengolahan
yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-artikel padat
organik dan organik melalui proses fisika , yakni sedimentasi dan flotasi.
Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel
lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease).
3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada tahap ini air
limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau
menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah
pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film , suspended
film dan lagoon system.
4. Pengolahan Akhir (Final Treatment)
Fokus dari pengolahan
akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme penyebab penyakit yang
ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin ataupun
dengan menggunakan sinar ultraviolet.
5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)
Pengolahan lanjutan
diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang dikehendaki.
Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah.
Ada beberapa
faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengolah limbah padat :
Jumlah limbah
•
Sedikit : mudah ditangani sendiri.
• Banyak : membutuhkan penanganan khusus.
• Banyak : membutuhkan penanganan khusus.
Sifat fisik dan kimia
limbah
Sifat
fisik : mempengaruhi pilihan
tempat pembuangan, sarana pengangkutan & pilihan pengolahan.
Sifat
kimia : sifat kimia dari limbah padat akan
merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
Kemungkinan
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada
yang peka/tidak peka terhadap pencemaran perlu di perhatikan :
1. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
2. Unsur yang akan terkena
3. Tingkat pencemaran yang akan timbul
4. Tujuan akhir dari pengolahan. Adapun tujuan akhirnya ,
yang terdiri atas dua yaitu : Bersifat ekonomi & Bersifat non-ekonomis
Tujuan pengelolaan
yang bersifat ekonomis adalah : Meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh
dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang/dimanfaatkan
lain.
Tujuan pengelolaan
yang bersifat non-ekonomis adalah : Untuk mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan mekanisme pengelolaan limbah.
Ada empat proses
pengelolaan Limbah Padat yaitu :
1. Pemisahan
Karena limbah padat
terdiri dari : ukuran yang berbeda-beda dan kandungan bahan yang berbeda maka
harus dipisahkan dahulu supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Pemisahan ada
3 sistem , yaitu:
System Balistik
adalah system pemisahan untuk mendapatkan keserangan ukuran/berat/volume.
System Gravitasi adalah
system pemisahan berdasarkan gaya berat. Misalnya :
–
Barang yang ringan/terapung
–
Barang yang berat/tenggelam
System Magnetis
adalah system pemisahan berdasarkan sifat magnet. Yang bersifat magnet , akan
langsung menempel. Misalnya , untuk memisahkan campuran logam dan non logam.
2.
Penyusutan Ukuran
Penyusutan ukuran
dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil , supaya pengelolahannya
menjadi mudah.
3. Pengomposan
pengomposan dilakukan
terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk , sampah kota , buangan atau
kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Limbah padat harus dipisah dan
disamakan ukurannya/volumenya supaya hasil pengomposan baik.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari
pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang terbagi menjadi dua ,
yaitu :
1.Pembuangan di laut
Pembuangan limbah
padat di laut , tidak boleh dilakukan sembarangan tempat dan perlu diingat
bahwa tidak semua limbah padat dibuang ke laut. Hal ini di sebabkan oleh :
1.) Laut
sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan. 3.) Laut menjadi dangkal
2.) Laut
sebagai tempat rekreasi & lalu lintas kapal
2. Pembuangan di darat
(Canitary Landfill)
Untuk pembuangan
limbah di darat , perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut :
1.)
Pengaruh iklim , temperature dan angin
2.)
Struktur tanah
3.)
Jaraknya jauh dari pemungkiman
4.)
Pengaruh terhadap sumber air , perkebunan , perikanan , peternakan , flora atau
fauna.
Jadi , pilih lokasi
yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
Pembuangan di
darat/tanah
Pembuangan limbah di
darat/tanah di bagi menjadi 3 , yaitu :
1.)
Penebaran diatas tanah.
2.)
Penimbunan/penumpukan.
3.) Pengisian tanah yang cekung (Landfill).
Limbah
Padat dan Sanitasi Lingkungan
Masalah limbah, terutama limbah padat dewasa ini telah menjadi persoalan tersendiri
seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia peningkatan produksi limbah
baik yang berasal dari sektor pertambangan. Pertanian maupun perkotaan (rumah
tangga) harus dikelola ekstra hati-hati sehingga tidak menimbulkan dampak
lingkungan berkaitan dengan hal tersebut diatas maka tantangan yang dihadapi
dengan meningkatnya kebutuhan sumber daya yang tinggi dan kebutuhan untuk
memproteksi lingkungan dari konsekuensi eksploitasi sumber daya serta kebutuhan
untuk konservasi merupakan hal yang harus dilakukan sehingga dapat tercapai
suatu kondisi yang seimbang dan berkelanjutan di dalam pengelolaan sumber daya
alam. Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan industri rumah
tangga di perkotaan dan limbah pertanian saat ini menjadi masalah yang serius
dan harus ditangani oleh pemerintah kota maupun oleh masyarakat itu sendiri.
Masalah penanganan limbah padat (sampah) di perkotaan telah membuat dinas
kebersihan kota semakin kewalahan didalam menangani dan mengelola sampah
sebagai industri dapat kita kaji permasalahan sampah yang ditangani oleh dinas
kebersihan DKI Jakarta. Apabila diasumsikan bahwa rata-rata sampah yang
dihasilkan per jiwa/hari sebanyak 2,5 kg , maka dengan jumlah penduduk Jakarta
yang mencapai 12 juta jiwa, maka dalam satu hari dan sebanyak 900.000 ton
setiap bulannya.
Dengan jumlah volume tersebut ,
Sampah yang sangat besar ini tentunya akan menimbulkan problem tersendiri bagi
dinas kebersihan di dalam pengelolaannya, baik dalam pengambilan dan
pengumpulan sampah dari setiap lokasi pembuangan yang tersebar di seluruh
wilayah DKI Jakarta serta masalah dalam pembuangan dan pengolahan dilokasi
tempat pembuangan akhir (TPA).
Metode
Pengolahan Limbah Padat
Ada beberapa metode dalam proses pengolahan limbah padat yaitu dengan memakai metode Landfills (pengurukan), Recycling (daur-ulang), Composting(pengomposan), Incineration (penempatan bahan limbah), dan Marine di sposal(membuang ke dalam laut). Di Amerika
Serikat hampir 90% proses pengelolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan metode landfills. Jenis yang umum dipakai dalam pengolahan
limbahpadat adalah dengan pengukuran secara open dump. Pada metode open dump limbah ditumpuk
sedikit demi sedikit untuk mengendalikan polusi atau estetika. Limbah
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak tersentuh atau dengan cara di bakar. Jenis pengolahan
limbahsecara open dump ini dapat menjadi sumber repolusi
kesehatan , bencana dan degradasi lingkungan. Oleh karena itu , harus
ditinggalkan dan metode yang lebih baik serta menjadi acuan adalah metode sanitari landfill.
Sanitari
landfills adalah suatu metode
pengolahan dan penempatan bahan limbah diatas tanah dengan cara mengemasnya menjadi bagian-bagian kecil yang
kemudian ditutup dengan suatu lapisan tanah penutup setiap hari . Pemadatan dan
penutupan lapisan tanah dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau alat-alat berat. Limbah padatditempatkan pada tempat yang telah disediakan kemudian
dipadatkan atau dibakar agar supaya volume limbahnya menjadi kecil sehingga
lokasi pembuangan limbah bisa berumur lebih panjang. Keuntungan metode ini
adalah bekas lokasi tempat pengolahan
limbah yang telah ditutup dapat
dijadikan sebagai lapangan golf.
Berikut adalah jenis
kategori limbah padat berdasarkan hasil dari J. Cornelius dan L.A. Burch (1968)
:
· Perkotaan
Limbah yang berasal
dari rumah tangga , limbah yang berasal dari areal bisnis dan perdagangan ,
limbah yang berasal dari areal khusus.
· Industri
Limbah yang berasal
dari pertambangan dan pemprosesan mineral , limbah yang berasal dari manufaktur
, limbah yang berasal dari industry petrokimia dan pengilangan minyak bumi , limbah
yang berasal dari pemprosesan makanan (pengemasan daging , buah-buah dan
sebagainya)
· Pertanian
Limbah yang berasal
dari peternakan , limbah tanaman buah-buahan dan kacang-kacangan , limbah yang
berasal dari hasil panen tanaman.
1.
metode pengolahan
Sanitari landfills melibatkan pekerjaan pemisahan (spreading), kompaksi
(compacting), dan menutup/menimbun lubang (covering the fill). Ada 2 metode
yang umum dipakai yaitu : area sanitariy landfill dan trench sanitary landfill.
Pada metode area sanitary landfill , Limbah padat ditempatkan diatas bahan dan bulldozer berfungsi meratakan dan memadatkan
limbah tersebut kemudian limbah ditutupi dengan satu lapisan tanah yang
kemudian dipadatkan. Di tempat-tempat yang morfologinya berbentuk lembah ,
metode ini dilakukan dengan cara tanah penutup diambil dari sekitar lerengnya.
Pada metode trench sanitariy landfill , suatu paritan dibuat diatas
permukaan tanah dan limbah padat ditempatkan di dalamnya. Limbah padat diratakan menjadi lapisan-lapisan tipis ,
kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah yang berasal dari hasil galian.
Metode trench sanitary landfill lebih baik dibandingkan dengan metode area
sanitary landfill, terlebih-lebih bila permukaan air tanah berada jauh dari
permukaan tanah.
2. Potensi Pencemaran
Sanitari landfills
dapat mengakibatkan polusi baik yang berupa solid pollution dan visual
pollution.
· Solid Pollution adalah polusi yang terjadi sebagai
akibat dari material limbah padat yang tersingkap secara luas sebagai akibat
dari tiupan angin yang sangat kencang atau karena terkikis oleh hujan badai dan
terjadinya endapan debris yang diendapkan dekat dengan muka air tanah.
· Visual pollution terjadi terutama pada pengolahanlimbah dengan sistem open dump yang tidak sempurna
sehingga pemandangan menjadi terkesan jorok.
· Sampah tidak berserakan
· Tidak menimbulkan bau
· Tidak menjadi sumber
penyakit
· Meninggikan tempat rendah
(TPA)
· Kandungan air sampahnya
rendah
· Bau berkurang dan terjauh dari
lingkungan masyarakat
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Banyak tempat di muka
bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian besar dalam
kondisi yang kritis. Penurunan kualitas lingkungan dapat kita jumpai di
berbagai belahan bumi , terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi sumber
daya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian lingkungan dan pengelolaan yang
tidak bertanggung jawab. Masalah degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh
eksploitasi sumber daya yang berlebihan dan malasah ketersediaan dan kebutuhan
sumber daya alam bagi manusia yang ada di planet Bumi merupakan
persoalan-persoalan yang menjadi perhatian dari ilmu geologi khususnya geologi
lingkungan.
2. Saran
Dari beberapa inti
penjelasan uraian materi tersebut bahwasannya masyarakat harus mampu memilah
dan memilih mana limbah yang masih dapat digunakan kembali agar dapat berdaya
guna dan memiliki nilai ekonomis. Yang paling utama adalah lingkungan tetap
terjaga kebersihannya dan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai setinggi
mungkin. Penulis mengajak kita semua , mari mulai dari sekarang tanamkanlah
perilaku hidup sehat kita dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
dr. Jauhari Noor ,
“Buku Geologi Lingkungan” , Edisi Pertama , Yogyakarta , 2006
Pada metode trench sanitariy landfill , suatu paritan dibuat diatas permukaan tanah dan limbah padat ditempatkan di dalamnya. Limbah padat diratakan menjadi lapisan-lapisan tipis , kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah yang berasal dari hasil galian. Metode trench sanitary landfill lebih baik dibandingkan dengan metode area sanitary landfill, terlebih-lebih bila permukaan air tanah berada jauh dari permukaan tanah. Jasa Penulis Artikel SEO harga kardus bekas di pengepul harga jual kardus bekas ke pabrik pabrik daur ulang kardus bekas
BalasHapusJasa Penulis Artikel SEO jasa percetakan sampul raport K13 percetakan lamongan pengepul kardus bekas terdekat