Rabu, 08 Februari 2017

Manfaat Menangani Limbah Padat



Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada hamba-Nya, khususnya bagi penulis yang telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Limbah Padat”
Dalam menulis makalah, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala apapun , sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu guru, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna,
Amin…                                                                                                           
Jakarta  , 10 Februari 2017
_______________________________________________________________________











Daftar Isi


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I . PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
2.    Rumusan Masalah
3.    Tujuan 
BAB II . PEMBAHASAN
1.    Pengertian Limbah
2.    Pengelompokkan Limbah
3.    Pengertian Limbah Padat
4.    Cara pengelolahan Limbah Padat
5.    Limbah Padat dan Sanitasi Lingkungan
6.    Metode pengelolahan Limbah Padat 
BAB III . PENUTUP
1.    Kesimpulan
2.    Saran
Daftar Pustaka
_______________________________________________________________________



















BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari hasil eksploitasi sumber daya alam maupun limbah yang berasal dari Industri Berat, Manufaktur, Agro Industri dan rumah tangga yang telah menjadi suatu permasalahan tersendiri dan perlu dikelola dan ditangani secara benar sehingga tidak berdampak pada pencemaran lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa manusia memerlukan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sisi lain manusia menginginkan agar lingkungan dimana dia tinggal tidak tercemar oleh polusi Air, Udara, maupun Suara.
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari ekploitasi sumber daya mineral oleh perusahaan pertambangan telah membuat banyak wilayah tercemar oleh limbah bahan galian yang tidak diperlukan serta limbah yang berasal dari proses ekstraksi mineral yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Penambangan Batu Bara di Kalimatan Timur oleh beberapa perusahaan bentuk lahan di wilayah tersebut menjadi kolam-kolam air dan merusak struktur tanah serta sistem hidrologi air tanah. Penambangan biji tembaga di Freeprot, Papua telah mengakibatkan kerusakan lingkungan di sekitar wilayah tambang serta pencemaran di hulu-hulu sungai oleh limbah yang berasal dari bahan galian yang tidak terpakai. Penambangan timah di pulau Bangka telah meninggalkan banyak kolam-kolam hasil dari penggalian lahan, sedangkan biaya remediasi lingkungan untuk pemulihan lokasi-lokasi yang telah tercemar khususnya di wilayah pertambangan akan sangat mahal.
Permasalahan pengelolaan limbah dan kerusakan lingkungan juga terjadi dalam ekspliotasi sumber daya hutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HTP) maupun industri bubur kertas. Kerusakan dan degradasi lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi sumber daya hutan yang pengawasannya terlalu lemah telah mengakibatkan banyak hutan tropis di Indonesia telah rusak dan hal ini berdampak pula pada kerusakan Sistem Hidrologi Air Tanah, Struktur Tanah, Ekosistem dan Kerusakan Fauna dan Flora.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Menanggulangi Limbah Padat.
2. Apa saja Masalah Lingkungan yang disebabkan oleh Limbah Padat.
3. Masalah Apa saja yang di Timbulkan oleh Limbah Padat.
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dari 
pengolahan limbahpadat adalah agar terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna kembali dan memiliki nilai yang ekonomis.
_______________________________________________________________________







BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Limbah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18/1999 Jo. PP 85/199 , Limbah didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering dibuang manusia ke lingkungan. Jumlah limbah yang dihasilkan manusia terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian manusia. Ketika limbah mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu , limbah yang dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Pengelompokkan Limbah
Limbah pada intinya adalah hasil samping dari aktivitas manusia atau alam , yang mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Sumber limbah dari proses-proses alam , antara lain pembusukan bahan organic secara alami , aktivitas gunung berapi , banjir , tanah longsor dan berbagai aktivitas alam lainnya.
Sumber limbah dari aktivitas manusia , misalnya :
1.      Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industry dan kendaraan bermotor.
2.      Pengelolahan bahan tambang mineral dan minyak bumi.
3.      Proses pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.
Diantara kedua sumber pencemaran lingkungan tersebut , yang relatif dapat dikendalikan adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Faktor-faktor pendorong aktivitas manusia yang menghasilkan limbah antara lain :
1.      Industrialisasi (Limbah pabrik , pertambangan , transportasi)
2.      Modernlisasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia
3.      Urbanisasi (pembukaan hutan untuk pemungkiman , sarana transportasi dan penimbunan sampah) ; dan
4.      Pertambahan penduduk yang pesat (meningkatkan kebutuhan tempat tinggal)
Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia di alam dapat dibedakan menjadi limbah organik dan limbah aroganik (berdasarkan jenis senyawa). Setiap limbah mempunyai karakter yang berbeda. Berdasarkan bentuk atau wujudnya , limbah dapat dibedakan menjadi limbah padat , cair dan gas.









Pengertian Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan domestik dan industri.
1.      Limbah Domestik
Limbah domestik biasanya dalam bentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta tempat-tempat umum.
1.      Limbah Industri
Sumber-sumber dari limbah industri meliputi pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan atau daging.
Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu.
Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama , permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu , timbunan limbah padat tersebut akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran.
Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok , yaitu :
1.)   Sampah organik mudah busuk (garbage) , yaitu limbah padat semi basah , berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk.
2.)  Sampah anorganik dan organic tak membusuk (rubbish) , yaitu limbah padat anorganik atau organic cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme , sehingga sulit membusuk , misalnya kertas , plastic , kaca dan logam.
3.)  Sampah abu (ashes) , yaitu limbah padat yang berupa abu , biasanya hasil pembakaran.
4.)  Sampah bingkai binatang (dead animal) , yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang.
5.)  Sampah sampuan (street sweeping) , yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berbagai sampah tersebar di jalanan
6.)  Sampah industri (industrial waste) , semua limbah padat buangan industri.
Limbah padat di dalam air dapat bersifat organik, anorganik bahkan radioktif.
Menurut sifatnya, polutan jenis ini dapat berupa bahan yang dihancurkan oleh organisme hidup (degradable compound) dan bahan yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable compound). Bahan-bahan yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme ini biasanya mengalami akumulasi dan komponen-komponen lingkungan dan akan menimbulkan gangguan kesehatan.

Beberapa limbah padat antara lain logam, kaca, plastik, kayu, kertas, kain:
1.)  Logam berat
Pencemaran lingkungan oleh logam berat telah banyak terjadi terutama setelah diketahui adanya kasus keracunan raksa (Hg) yang dikenal dengan istilah “Minamata disease” yang menyebabkan paralysis (hilangnya kemampuan utuk bergerak karena kerusakan saraf) pada nelayan-nelayan di teluk Minamata dan sungai Jintsu di negara jepang. Dua penyebab utama sehingga logam berat menjadi pencemar yang berbahaya yaitu, pertama logam berat yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme hidup di lingkungan dan yang ke dua logam berat diakumulasikan di komponen-komponen lingkungan, terutama pada dasar sedimen sungai dan danau dengan membentuk komponen bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi.
Pada umumnya terdapat 5 sumber logam berat bagi perairan air tawar sebai berikut :
1.      Geological weathering; sumber ini merupakan background level.
2.      Industri logam; pada waktu penambangan logam, partikel logam yang terbentuk hanya sebagian yang tersaring oleh system pemurnian sehingga sebagian besar logam dibuang ke lingkungan.
3.      Pemakaian bahan logam; misalnya pemakaian garam kromium pada pabrik kulit, bahan tembaga untuk alat proteksi dan tetraetillead (TEL) sebagian bahan antiletusan pada bahan bakar mesin.
4.      Logam berat yang berasal dari buangan kotoran hewan dan manusia.
5.      Pencucian bahan logam dari sampah; sumber ini banyak sekali memengaruhi kualitas air terutama dari buangan padat.
Beberapa logam berat seperti tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibden (Mb), kromium (Cr) dan kobalt (Co) adalah logam pencemar.
Raksa (Hg)
Raksa (Hg) dengan nama lain Hydrargyrum adalah logam alami satu-satunya yang pada suhu kamar bewujud cair. Raksa dapat bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organoraksa. Organoraksa yang paling umum adalah metilraksa., terutama yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan di tanah. Apabila bakteri tersebut temakan oeh ikan, maka konsentrasi raksa dalam tubuh ikan cenderung tinggi. Makhluk hidup dengan kadar raksayang tinggi akan mengalami paralisa (kehilangan kemampuan bergerak karena kerusakan saraf). Kejadian yang terkenal adalah bencana teluk Minamata, jepang dan kasus pencemaran merkuri di sekitar telik buyut, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi utara yang telah meneteskan pro dan kontra antara pemerintah dengan masyarakat pemerintah lingkungan.
Kadmium (Cd)
Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi. Penyebab cadmium biasanya bersama dengan seng (Zn) manusia dapat terkontaminasi oleh kadmium melalui pencemaran makanan dan pernapasan. Gangguan kesehatan akibat kadmium bisa terjadi akut atau kronis. Ciri-ciri keracunan kadmium adala sesak napas, sakit kepala, menggigil dan jika melalui pernapasan bisa menyebabkan pleuneria.

Timbal hitam (Pb)
Timbal hitam (plumbum) banyak terdapat di kerak bumi. Timpal dalam industri dugunakan sebagai bahan pelapis untuk barang kerajinan dari tanah, sel bateri basah (accu), campuran BBM dan sekarang banyak digunakan untuk pelapis pta-pita karena resisten terhadap bahan korosif. Keracunan timbale dapat diakibatkan oleh pengisapan bagian kecil dari asap atau debu dari kendaraan bermotor dan pabrik yang kemudian di serap oleh aliran darah dan terakumulasi di sumsung tulang. Terkontaminasi bahan ini bisa menyebabkan sakit pada sendi, kepala, anemia dan terjadi paralisis pada urat saraf.
Kromium (Cr)
Kromium berwarna putih perak, lembek (jika dalam keadaan murni) dengan titik leleh kurang lebih dari ± 1900 0C dan titik didihnya ± 2690 0C . Logam ini sangat tahan terhadap korosi. Manfaat utama dari logam ini adalah sebagai pelapis besi dan baja. Jika kintak dengan kulik, senyawa kromium dapat mengakibatkan iritasi pada kulit (bisul bernanah) yang sukar sembuh. Jika masuk kedalam tubuh melalui pernapasan bisa membuat iritasi dan gangguan saluran pernapasan seperti melubangi tulang hidung, kanker paru-paru dan asma. Dalam air, kandungan kromium yang masuk kedalam tubuh melalui jaringan makanan bisa menyerang ginja dan hati. Efek lainnya adalah tulang kropos, anemia dan kanker prostat.
Seng (Zn)
Seng (zink) adalah logam lunak. Seng banyak digunakan untuk bahan pelapis besi dan kuningan, media pembungkus produk industri. Seng tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi seng klorida bila mengenai kulit atau mata dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan diare.
1.)  Kaca
Kaca dibuat dari pasir kuarsa dan batu gamping. Dalam kehidupan sehari-hari kaca digunakan dalam bentuk lembaran untuk arsitektur, botol dan berbagai peralatan rumah tangga, komponen kendaraan, elektronik dan sanitasi. Kaca tidak dapat membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia. Kaca dapat didaur ulang menjadi stoples daur ulang dan barang-barang kerajinan bernilai tinggi.
2.)  Plastik
Plastik adalah bahan polimer sintetis yang murah, kuat, mudah di peroleh dan tahan lama. Dalam kehidupan sehari-hari di buat dan digunakan dalam bentu botol, lembaran pembungkus atau kemasan bahan arsitektur, komponen kendaraan, eletronik, furniture, peralatan rumah tangga dan sanitasi. Secara kimia plastik sedikit berbahaya bagi manusia, karena plastik tidak dapat membusuk tetapi dapat didaur ulang menjadi kursi taman, tiang pagar, sepatu boot atau peralatan rumah tangga lainnya.
3.)  Kertas
Dalam kehidupan sehari-hari kertas digunakan dalam bentuk karton, lembaran kertas untuk stasionery ( media tulis menulis dan media cetak), pembungkus dan sanitasi. Kertas tidak berbahaya bagi manusia, karena kertas dapat membusuk. Kertas dapat didaur ulang karena terbuat dari pulp (bubur kertas) serat alami. Kertas daur ulang dapat dugunakan untuk berbagai keperluan, misalnya kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yang tinggi.
4.)  Kain
Dalam kehidupan sehari-hari, kain digunakan dalam bentuk lembaran-lembaran untuk media lukis, sanitasi, busana, mebel, tenda dan lain-lain. Kain ada dua macam, kain yang terbuat dari benang alami (kapas, sutra, wool) dan kain yang terbuat dari benang sintetis (tetron). Kain dan bahan alami bisa membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari bahan sintesis sulit bahkan tidak dapat membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari bahan sintetis sulit bahkan tidak dapat membusuk. Kain dapat didaur ulang menjadi kain pel, atau diurai benangnya untuk bahan pengisi sofa, boneka, kursi dan sumbu kompor.
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan yang baik dan benar dengan adanya limbah padat dalam lingkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemeran sebagai berikut :
Timbulnya gas beracun seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), CO2 dan sebagainya gas ini akan timbul jika limbah ditimbun dan membusuk karna adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob atau anaerob.
1.      Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara. Dalam sampah yang di tumpuk , akan terjadi reaksi kimia seperti gas HS, NHdan methana yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
2.      Penurunan kualitas air. Karena limbah padat biasanya langsung di buang dalam perairan atau bersama-sama air limbah, maka akan menyebabkan air keruh dan rasa dari air pun berubah.
3.      Kerusakan permukaan tanah.
Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat-akibat yang ditimbulkannya , system pengelolahan dilakukan menurut :
1.      Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan.
2.      Limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya.
3.      Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.
Secara garis besar , limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Limbah padat yang mudah terbakar
2.      Limbah padat yang sukar terbakar
3.      Limbah padat yang mudah membusuk
4.      Limbah padat yang berupa debu
5.      Lumpur
6.      Limbah padat yang dapat didaur ulang
7.      Limbah radioaktif
8.      Limbah padat yang dapat menimbulkan penyakit
9.      Bongkaran bangunan



Cara pengolahan limbah padat
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country).
Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di sekitar teluk tersebut.
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
Pengolahan Limbah Padat
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu :
1.      Limbah padat tanpa pengolahan
Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun & biasa langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA berbahaya.
2.      Limbah padat dengan pengolahan
Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun & harus berbahaya diolah sebelum dibuang ke tempat tertentu.
Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi :
1.      Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)
Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air limbah , seperti pasir , kayu , sampah , plastik dan lain-lain.
2.      Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-artikel padat organik dan organik melalui proses fisika , yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease).
3.      Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film , suspended film dan lagoon system.
4.      Pengolahan Akhir (Final Treatment)
Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet.
5.      Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)
Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah.
Ada beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengolah limbah padat :
Jumlah limbah
•    Sedikit       : mudah ditangani sendiri.
•    Banyak      : membutuhkan penanganan khusus.
Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik         : mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan & pilihan pengolahan.
Sifat kimia      : sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka/tidak peka terhadap pencemaran perlu di perhatikan :
1.      Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
2.      Unsur yang akan terkena
3.      Tingkat pencemaran yang akan timbul
4.      Tujuan akhir dari pengolahan. Adapun tujuan akhirnya , yang terdiri atas dua yaitu : Bersifat ekonomi & Bersifat non-ekonomis
Tujuan pengelolaan yang bersifat ekonomis adalah : Meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang/dimanfaatkan lain.
Tujuan pengelolaan yang bersifat non-ekonomis adalah : Untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan mekanisme pengelolaan limbah.
Ada empat proses pengelolaan Limbah Padat yaitu :
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari : ukuran yang berbeda-beda dan kandungan bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Pemisahan ada 3 sistem , yaitu:
System Balistik adalah system pemisahan untuk mendapatkan keserangan ukuran/berat/volume.
System Gravitasi adalah system pemisahan berdasarkan gaya berat. Misalnya :
–          Barang yang ringan/terapung
–          Barang yang berat/tenggelam
System Magnetis adalah system pemisahan berdasarkan sifat magnet. Yang bersifat magnet , akan langsung menempel. Misalnya , untuk memisahkan campuran logam dan non logam.
2. Penyusutan Ukuran
Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil , supaya pengelolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk , sampah kota , buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Limbah padat harus dipisah dan disamakan ukurannya/volumenya supaya hasil pengomposan baik.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang terbagi menjadi dua , yaitu :
1.Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut , tidak boleh dilakukan sembarangan tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dibuang ke laut. Hal ini di sebabkan oleh :
1.)   Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.  3.)   Laut menjadi dangkal
2.)   Laut sebagai tempat rekreasi & lalu lintas kapal
2. Pembuangan di darat (Canitary Landfill)
Untuk pembuangan limbah di darat , perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :
1.)   Pengaruh iklim , temperature dan angin
2.)   Struktur tanah
3.)   Jaraknya jauh dari pemungkiman
4.)   Pengaruh terhadap sumber air , perkebunan , perikanan , peternakan , flora atau fauna.
Jadi , pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
Pembuangan di darat/tanah
Pembuangan limbah di darat/tanah di bagi menjadi 3 , yaitu :
1.)   Penebaran diatas tanah.
2.)   Penimbunan/penumpukan.
3.)   Pengisian tanah yang cekung (Landfill).

Limbah Padat dan Sanitasi Lingkungan
Masalah limbah, terutama limbah padat dewasa ini telah menjadi persoalan tersendiri seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia peningkatan produksi limbah baik yang berasal dari sektor pertambangan. Pertanian maupun perkotaan (rumah tangga) harus dikelola ekstra hati-hati sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan berkaitan dengan hal tersebut diatas maka tantangan yang dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan sumber daya yang tinggi dan kebutuhan untuk memproteksi lingkungan dari konsekuensi eksploitasi sumber daya serta kebutuhan untuk konservasi merupakan hal yang harus dilakukan sehingga dapat tercapai suatu kondisi yang seimbang dan berkelanjutan di dalam pengelolaan sumber daya alam. Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan industri rumah tangga di perkotaan dan limbah pertanian saat ini menjadi masalah yang serius dan harus ditangani oleh pemerintah kota maupun oleh masyarakat itu sendiri. Masalah penanganan limbah padat (sampah) di perkotaan telah membuat dinas kebersihan kota semakin kewalahan didalam menangani dan mengelola sampah sebagai industri dapat kita kaji permasalahan sampah yang ditangani oleh dinas kebersihan DKI Jakarta. Apabila diasumsikan bahwa rata-rata sampah yang dihasilkan per jiwa/hari sebanyak 2,5 kg , maka dengan jumlah penduduk Jakarta yang mencapai 12 juta jiwa, maka dalam satu hari dan sebanyak 900.000 ton setiap bulannya.
 Dengan jumlah volume tersebut , Sampah yang sangat besar ini tentunya akan menimbulkan problem tersendiri bagi dinas kebersihan di dalam pengelolaannya, baik dalam pengambilan dan pengumpulan sampah dari setiap lokasi pembuangan yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta serta masalah dalam pembuangan dan pengolahan dilokasi tempat pembuangan akhir (TPA).

Metode Pengolahan Limbah Padat
Ada beberapa metode dalam proses pengolahan limbah padat yaitu dengan memakai metode Landfills (pengurukan), Recycling (daur-ulang), Composting(pengomposan), Incineration (penempatan bahan limbah), dan Marine di sposal(membuang ke dalam laut). Di Amerika Serikat hampir 90% proses pengelolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan metode landfills. Jenis yang umum dipakai dalam pengolahan limbahpadat adalah dengan pengukuran secara open dump. Pada metode open dump limbah ditumpuk sedikit demi sedikit untuk mengendalikan polusi atau estetika. Limbah ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak tersentuh atau dengan cara di bakar. Jenis pengolahan limbahsecara open dump ini dapat menjadi sumber repolusi kesehatan , bencana dan degradasi lingkungan. Oleh karena itu , harus ditinggalkan dan metode yang lebih baik serta menjadi acuan adalah metode sanitari landfill.
Sanitari landfills adalah suatu metode pengolahan dan penempatan bahan limbah diatas tanah dengan cara mengemasnya menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian ditutup dengan suatu lapisan tanah penutup setiap hari . Pemadatan dan penutupan lapisan tanah dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau alat-alat berat. Limbah padatditempatkan pada tempat yang telah disediakan kemudian dipadatkan atau dibakar agar supaya volume limbahnya menjadi kecil sehingga lokasi pembuangan limbah bisa berumur lebih panjang. Keuntungan metode ini adalah bekas lokasi tempat pengolahan limbah yang telah ditutup dapat dijadikan sebagai lapangan golf.
Berikut adalah jenis kategori limbah padat berdasarkan hasil dari J. Cornelius dan L.A. Burch (1968) :
· Perkotaan
Limbah yang berasal dari rumah tangga , limbah yang berasal dari areal bisnis dan perdagangan , limbah yang berasal dari areal khusus.
· Industri
Limbah yang berasal dari pertambangan dan pemprosesan mineral , limbah yang berasal dari manufaktur , limbah yang berasal dari industry petrokimia dan pengilangan minyak bumi , limbah yang berasal dari pemprosesan makanan (pengemasan daging , buah-buah dan sebagainya)
· Pertanian
Limbah yang berasal dari peternakan , limbah tanaman buah-buahan dan kacang-kacangan , limbah yang berasal dari hasil panen tanaman.





1. metode pengolahan

Sanitari landfills melibatkan pekerjaan pemisahan (spreading), kompaksi (compacting), dan menutup/menimbun lubang (covering the fill). Ada 2 metode yang umum dipakai yaitu : area sanitariy landfill dan trench sanitary landfill.
Pada metode area sanitary landfill , Limbah padat ditempatkan diatas bahan dan bulldozer berfungsi meratakan dan memadatkan limbah tersebut kemudian limbah ditutupi dengan satu lapisan tanah yang kemudian dipadatkan. Di tempat-tempat yang morfologinya berbentuk lembah , metode ini dilakukan dengan cara tanah penutup diambil dari sekitar lerengnya.
Pada metode trench sanitariy landfill , suatu paritan dibuat diatas permukaan tanah dan limbah padat ditempatkan di dalamnya. Limbah padat diratakan menjadi lapisan-lapisan tipis , kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah yang berasal dari hasil galian. Metode trench sanitary landfill lebih baik dibandingkan dengan metode area sanitary landfill, terlebih-lebih bila permukaan air tanah berada jauh dari permukaan tanah.



2. Potensi Pencemaran                                                           

Sanitari landfills dapat mengakibatkan polusi baik yang berupa solid pollution dan visual pollution.
· Solid Pollution adalah polusi yang terjadi sebagai akibat dari material limbah padat yang tersingkap secara luas sebagai akibat dari tiupan angin yang sangat kencang atau karena terkikis oleh hujan badai dan terjadinya endapan debris yang diendapkan dekat dengan muka air tanah.
· Visual pollution terjadi terutama pada pengolahanlimbah dengan sistem open dump yang tidak sempurna sehingga pemandangan menjadi terkesan jorok.
· Sampah tidak berserakan
· Tidak menimbulkan bau
· Tidak menjadi sumber penyakit
· Meninggikan tempat rendah (TPA)
· Kandungan air sampahnya rendah
· Bau berkurang dan terjauh dari lingkungan masyarakat

                                                                                    









BAB III
PENUTUP
 1. Kesimpulan
Banyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian besar dalam kondisi yang kritis. Penurunan kualitas lingkungan dapat kita jumpai di berbagai belahan bumi , terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi sumber daya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggung jawab. Masalah degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya yang berlebihan dan malasah ketersediaan dan kebutuhan sumber daya alam bagi manusia yang ada di planet Bumi merupakan persoalan-persoalan yang menjadi perhatian dari ilmu geologi khususnya geologi lingkungan.
2. Saran
Dari beberapa inti penjelasan uraian materi tersebut bahwasannya masyarakat harus mampu memilah dan memilih mana limbah yang masih dapat digunakan kembali agar dapat berdaya guna dan memiliki nilai ekonomis. Yang paling utama adalah lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai setinggi mungkin. Penulis mengajak kita semua , mari mulai dari sekarang tanamkanlah perilaku hidup sehat kita dalam kehidupan sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA
dr. Jauhari Noor , “Buku Geologi Lingkungan” , Edisi Pertama , Yogyakarta , 2006
Anonimious , “ Buku Pedoman Geologi Lapangan” , Institut Teknologi , Bandung , 2005.

1 komentar:

  1. Pada metode trench sanitariy landfill , suatu paritan dibuat diatas permukaan tanah dan limbah padat ditempatkan di dalamnya. Limbah padat diratakan menjadi lapisan-lapisan tipis , kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah yang berasal dari hasil galian. Metode trench sanitary landfill lebih baik dibandingkan dengan metode area sanitary landfill, terlebih-lebih bila permukaan air tanah berada jauh dari permukaan tanah. Jasa Penulis Artikel SEO harga kardus bekas di pengepul harga jual kardus bekas ke pabrik pabrik daur ulang kardus bekas
    Jasa Penulis Artikel SEO jasa percetakan sampul raport K13 percetakan lamongan pengepul kardus bekas terdekat

    BalasHapus