Khutbah Idul
Fitri 1 Syawal 1437 H / 2016 M Membangu Masyarakat Sejahtera dengan Ketakwaan
KHUTBAH IDUL
FITRI 1 SYAWAL 1436 H / 2015 M
MEMBANGUN
MASYARAKAT SEJAHTERA DENGAN KETAQWAAN
الله أكبر الله أكبر الله
أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ
وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ
إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ.الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ
رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ
ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن، اللهم فَصَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ
الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:فَيَاعِبَادَ اللهِ
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.
Hadirin Jama’ah
‘Idul Fitri Rahimakumullah
Kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semuanya, sehingga pada hari ini kita bersama dapat duduk bersimpuh mengucapkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil sebagai perwujudan dari rasa syukur kita menyelesaikan ibadah shaum di bulan suci Ramadhan. Dan hari ini kita memasuki hari yang penuh dengan kebahagiaan rohani, kelezatan samawi dan kenikmatan spiritual, sejalan dengan firman-Nya pada QS. Al-Baqarah ayat 185:
Kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semuanya, sehingga pada hari ini kita bersama dapat duduk bersimpuh mengucapkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil sebagai perwujudan dari rasa syukur kita menyelesaikan ibadah shaum di bulan suci Ramadhan. Dan hari ini kita memasuki hari yang penuh dengan kebahagiaan rohani, kelezatan samawi dan kenikmatan spiritual, sejalan dengan firman-Nya pada QS. Al-Baqarah ayat 185:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: ..
وَلِتُكْمِلُوْا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُ اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ. {البقرة : 185}.
“…Dan hendaknya kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaknya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, niscaya kamu bersyukur”.(QS. Al-Baqarah: 185).
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Ibadah shaum di
bulan Ramadhan yang baru saja kita laksanakan, sesungguhnya adalah suatu proses
pendidikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan bagi orang-orang yang
beriman yang menghantarkannya pada puncak nilai-nilai kemanusiaan yang disebut
dengan taqwa (لعلكم تتقون). Taqwa inilah indikator utama
kemuliaan, indikator utama kebahagiaan dan indikator utama kesejahteraan.
Firman-Nya dalam QS. Al-Hujurat ayat 13.
قَالَ اللهُ تَعَاَلَى:
يَآأَيـــُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ. {الحجرات : 13}.
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat: 13).
Dengan ketaqwaan yang terus-menerus kita bangun
dalam diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat dan bangsa kita,
insya Allah akan menumbuhkan kesejahteraan dan keberkahan hidup yang senantiasa
kita dambakan. Kita menyadari dan kita akui dengan jujur bahwa saat ini dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, keberkahan dan kesejahteraan masih belum
kita raih. Ini terbukti dari jumlah orang miskin yang semakin banyak, angka
pengangguran semakin tinggi, jumlah anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah
semakin besar, penduduk yang termasuk tunawisma, tidak memiliki tempat tinggal
yang layak semakin banyak, apalagi kalau kita melihat kriteria rumah tangga
miskin yang saat ini di negara kita mendapatkan uang kompensasi BBM 300 ribu
untuk tiga bulan, ternyata jumlahnya cukup banyak. Dan dibeberapa daerah
tertentu angkanya meningkat sebesar 14,3%. Jika diukur dengan kriteria
kemiskinan antara lain sebagai berikut: Luas tempat tinggal: kurang dari 8m2
perorang, jenis lantai bangunan tempat tinggal adalah tanah/bambu/kayu murahan.
Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu kualitas rendah.
Fasilitas tempat buang hajat sama sekali tidak ada. Sumber penerangan rumah
bukan listrik, sumber air minum adalah sumur atau mata air tidak terlindungi
bahkan kadangkala juga sungai. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah
kayu bakar/arang/minyak tanah, tetapi dengan melonjaknya harga minyak tanah
saat ini banyak yang kembali dengan menggunakan kayu bakar. Tidak pernah
mengkonsumsi daging/susu/ayam, kecuali maksimal seminggu sekali. Tidak pernah
pula membeli pakaian baru, kecuali setahun sekali. Kemiskinan ini semakin
bertambah-tambah dengan banyaknya musibah yang menimpa masyarakat dan bangsa
kita, seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan badai tsunami, seperti terjadi
akhir tahun yang lalu terutama di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias Sumatera
Utara. Ditambah lagi kini semakin banyak para pekerja yang di PHK-kan oleh
perusahaannya masing-masing.
الله أكبر الله أكبر الله
أكبر ولله الحمد!
Hadirin Jama’ah Idul Fitri yang dimuliakan
Memang kondisi semacam ini terasa
sangat ironis dan sangat kontradiktif jika dikaitkan dengan kondisi tanah
negara kita yang sangat subur, sumber alam yang melimpah ruah dan mayoritas
penduduknya beragama Islam. Tetapi tentu hal ini tidaklah mengherankan jika
dilihat dari ajaran Islam itu sendiri. Di dalam Al-Qur'an tidak ada satu ayat
pun yang mengkaitkan kesuburan dengan kemakmuran. Artinya negeri yang subur
tidak otomatis rakyatnya akan menjadi makmur. Bahkan kesuburan akan menjadi
malapetaka kalau disertai dengan kekufuran terhadap nikmat Allah SWT. Hal ini
sejalan dengan firman Allah pada QS. An-Nahl ayat 112.
قَالَ اللهُ تَعَالَى:
وَضَرَ بَ اللهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيْهَا
رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذَاقَهَا
اللهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْأ يَصْنَعُوْنَ. {النحل : 112}.
“Dan
Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram, rizkinya daya kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat,
tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; oleh karena itu Allah
menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebebabkan apa yang
telah mereka perbuat”. (QS. An-Nahl: 112).
Bahkan sungguh
sangat menarik hasil penelitian Lembaaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
tahun 2004 yang menyatakan bahwa di negara kita terdapat empat propinsi yang
paling subur, tetapi ternyata penduduknya paling miskin.
Hadirin Jama’ah
Idul Fitri Rahimakumullah
Kemakmuran dan
kesejahteraan sesungguhnya akan bisa dibangun dan diraih melalui perilaku yang
baik, yang berdasarkan iman dan taqwa, seperti kejujuran, kecerdasan
(intelektual, spiritual, emosional, dan sosial), etos kerja yang tinggi, etika
berusaha dan bekerja yang berdasarkan pada nilai-nilai tauhid dan kepekaan
sosial yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an dan hadits banyak digambarkan betapa
kejujuran (ash-Shiddiq) akan meraih kebaikan, sebaliknya khianat, dusta, korup
dan mengambil hak orang lain akan menghasilkan berbagai macam keburukan.
Rasulullah Saw. bersabda:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِىْ إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ
الْبِرَّ يـَهْدِى إِلَى اْلجَنَّةِ فَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدِقُ حَتَّى يُكْتَب
عِنْدَ اللهِ صِدِّيـْقًا. وَإِنَّ الْكَذِبَ يـَهْدِىْ إِلَى الْفُجُوْرِ وَإِنَّ
الْفُجُوْرَ يـَهْدِى إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى
يُكْتَب عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً . {رواه البخارى}.
“Hendaknya
kalian selalu berusaha menjadi orang yang benar dan jujur, kerena kejujuran
akan melahirkan kebaikan (keuntungan-keuntungan). Dan kebaikan akan menunjukkan
jalan ke surga. Jika seseorang terus berusaha menjadi orang yang jujur, maka
pasti dicatat oleh Allah sebagai orang yang selalu jujur. Jauhilah dusta dan menipu,
karena dusta itu akan melahirkan kejahatan dan kejahatan akan menunjukkan jalan
ke neraka. Jika seseorang terus-menerus berdusta, maka akan dicatat oleh Allah
sebagai orang selalu berdusta.”(HR. Bukhari).
Perhatikan pula firman-Nya dalam QS.
Al-Baqarah ayat 188:
قَالَ اللهُ تَعَاَلَى:
وَلاَ تَأْكُلُوْا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَا إِلَى
الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإِثْمِ
وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. {البقرة : 188}.
“Dan
janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan
cara bathil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 188).
Hadirin Jama’ah
’Idul Fitri Rahimakumullah
Islam juga mengajarkan etos kerja yang tinggi
dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada pada diri kita untuk
mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan ini yang disebut dengan itqan
atau ihsan. Sebagaimana sabdanya:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدَكُمُ الْعَمَلَ أَنْ يُتْقِنَهُ. {رواه
الديلمي}.
“Rasulullah
Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT mencintai suatu perbuatan yang
dikerjakan secara itqan (profesional)”. (HR.
Ad-Dailamiy).
Salah satu do’a yang sering dibaca oleh Rasulullah
Saw. adalah do’a terhindar dari sifat lemah, malas, kikir, dan penakut.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s:اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
وَالْهَرَمِ وَغَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. {رواه البخارى ومسلم}.
"Rasulullah
Saw. bersabda: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian,
sifat malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang dan
dikendalikan orang lain.”. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, siksa
neraka dan dari fitnah (ketika) hidup dan mati". (HR. Bukhari dan Muslim).
Disamping etos kerja yang tinggi, juga menumbuhkan
etika bekerja dan etika berusaha. Artinya hanya rizki yang halallah, baik
substansinya maupun cara mendapatkannya yang dicari dan dilakukannya. Karena
disadari, rizki yang halal akan menimbulkan perilaku yang baik, sebaliknya
rizki yang haram akan menimbulkan perilaku yang buruk. Allah berfirman dalam
QS. 2: 168:
قَالَ
اللهُ تَعَالَى: يَآ أَيــُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فيِ الأَرْضِ حَلاَلاً
طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُبِيْنٌ. {البقرة : 168}.
“Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.”(QS.
Al-Baqarah: 168).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. menyatakan:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s:كُلُّ
لَحْمٍ نَبَتَ مِنَ الْحَرَامِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ.{الحديث}.
”Rasulullah Saw. bersabda:
”Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih pantas
baginya”. (al-Hadits).
الله أكبر الله أكبر الله
أكبر ولله الحمد!
Hadirin Jama’ah ’Idul Fitri Rahimakumullah
Disamping kejujuran, etos kerja, dan etika kerja
yang harus kita bangun, kepekaan sosial pun harus senantiasa kita tumbuhkan.
Artinya rizki yang kita dapatkan bukanlah sekedar untuk diri kita dan keluarga
kita, tetapi disitu terdapat hak orang lain, terutama hak fakir-miskin. Allah
SWT berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 19.
قَالَ اللهُ تَعَالَى:
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ. {الذاريات : 19}.
”Dan pada harta-harta mereka
ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat
bahagian”. (QS. Adz-Dzariyat: 19).
Kepekaan sosial ini ditumbuhkan antara lain dengan
cara memberikan sebagian harta kita kepada mereka yang membutuhkan, terutama
fakir-miskin, baik dalam bentuk zakat ataupun infaq dan shadaqah. Yang perlu
kita sadari bersama adalah bahwa kesediaan berzakat, berinfaq atau bershadaqah
merupakan ciri utama akhlaq orang yang bertaqwa, yang sarana pembangunan
ketaqwaan itu adalah ibadah shaum di bulan Ramadhan. Allah berfirman dalam QS.
3: 133-134.
قَالَ اللهُ تَعَالَى:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ
وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُـتَّقِيْنَ (133)الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فيِ
السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ
النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ (134). {ال عمران : 133-134}.
”Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (133)(yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan (134)”. (QS. Ali Imran: 133-134).
الله أكبر الله أكبر الله
أكبر ولله الحمد!
Hadirin Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Yang perlu kita sadari adalah bahwa ternyata
kesediaan kita untuk berzakat atau berinfaq akan menimbulkan ketenangan bathin,
kejernihan pikiran, dan bahkan harta kita yang kita infaqkan akan semakin
berkembang dan bertambah keberkahannya. Firman Allah dalam QS. 2: 261 dan QS.
Ar-Rum ayat 39.
قَالَ اللهُ تَعَالَى:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ
أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ
يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ. {البقرة : 261}.
”Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir:
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 261).
قَالَ اللهُ تَعَالَى:
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلاَ يَرْبُو
عِنْدَ اللهِ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللهِ فَأُولَئِكَ
هُمُ الْمُضْعِفُونَ. {الروم : 39}.
”Dan sesuatu riba (tambahan)
yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”. (QS. Ar-Rum: 39).
Mudah-mudahan dengan sifat-sifat tersebut di atas,
yang merupakan sebagian dari sifat-sifat orang-orang yang bertaqwa, kita bisa
membangun kesejahteraan pada diri kita, keluarga kita, masyarakat kita, dan
bangsa kita. Amien ya rabbal ’alamin.
جَعَلَنَا اللهُ
وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَئِزِيْنَ الأَمِنِيْنَ وَأدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فيِ
زُمْرَةِ الْمُوَحِّدِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ الله ِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَلَوْ أَنَّ أَهْلُ الْقَرَى ءَامَنُوْا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالأَرْضِ
وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَنُوْا يَكْسِبُوْنَ. وَقُلْ رَبِّ
اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
DO’A KHUTBAH II IDUL FITRI
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
وَلاَهُ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ: أَيــُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ
عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأيــُّهَا الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍِ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Allahumma ya
Allah, ya Tuhan kami. Kami panjatkan segala puji dan syukur atas segala rahmat
dan karunia yang telah Engkau limpahkan kepada kami, nikmat sehat wal ‘afiat,
nikmat ilmu pengetahuan dan nikmat iman serta Islam.Ya Allah, ya Tuhan kami.
Jadikanlah kami semua hamba-hamba-Mu yang pandai mensyukuri nikmat-Mu, dan
janganlah Engkau jadikan kami hamba-hamba yang ingkar dan kufur terhadap segala
nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami.
لَئِنْ شَكَْرْتُمْ
لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ.
Allahumma ya
Allah, ya Tuhan kami. Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami, kesalahan dan
dosa kedua orang tua kami, kesalahan dan dosa saudara-saudara kami, kaum
muslimin dan muslimat yang telah melalaikan segala perintah-Mu dan melaksanakan
segala larangan-Mu. Andaikan Engkau tidak mengampuni dan memaafkan kami, kami
takut pada adzab-Mu di akhirat nanti dan pertentangan bathin dalam kehidupan
dunia ini. Ya Allah. Janganlah Engkau limpahkan adzab-Mu kepada kami, karena
dosa dan kesalahan kami. Kami yakin ya Allah, rahmat dan ampunan-Mu jauh lebih
luas daripada adzab-Mu.
Allahumma ya
Allah, ya Tuhan kami. Terimalah segala amal ibadah kami, terimalah ibadah puasa
kami, terimalah shalat kami dan amal ibadah kami yang lain. Ya Allah,
jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang selalu bertaqwa, yang ridha dan ikhlas
untuk melaksanakan segala aturan-Mu, yang ridha dan ikhlas, Islam sebagai
ajaran-Mu, yang ridha dan ikhlas, Al-Qur'an sebagai imam dan petunjuk kami,
yang ridha dan ikhlas, Nabi Muhammad Saw. sebagai panutan kami.
Allahumma ya
Allah, ya Tuhan kami. Berbagai macam ujian dan musibah kini sedang menimpa
masyarakat dan bangsa kami. Kami yakin musibah itu bukan karena Engkau membenci
kami, akan tetapi sebagai peringatan agar kami semua lebih dekat dan lebih
cinta kepada-Mu. Agar kami semuanya lebih memiliki sikap سمعنا وأطعناakan segala ketentuan-Mu. Agar kami semua kembali pada
agama-Mu, yaitu agama Islam yang Engkau ridhai.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فيِ
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ
الَّذِي عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ.رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ
إِمَامًا.رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ, إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونْ
فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْـئَلُوْهُ مِنْ فَضْـلِهِ يُعْطِكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.
0 komentar:
Posting Komentar