Sabtu, 20 Februari 2016

DIALOG

Dalam dialog atau wawancara, biasanya menggunakan kalimat tanya untuk menggali informasi. Pertanyaan diajukan kepada narasumber yang diharapkan dapat memberikan informasi atau penjelasan yang lebih dalam sesuai dengan keinginan penanya.

Macam-macam kalimat tanya
1. Kalimat tanya retorik; kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban/tidak mengharuskan adanya
    jawaban. Bertujuan, untuk mendapatkan perhatian, memberi semangat, dorongan, gugahan atau
    kritik. Kalimat tanya retorik biasanya digunakan dalam pidato atau orasi.

    CONTOH


  • Saya tidak habis pikir mengapa dia menolak penugasan itu?
  • Siapa yang bekerja keras, dialah yang akan menjadi orang sukses?
  • Mana mungkin kita mampu membalas jasa kedua orang tua kita?
  • Apakah kita harus kembali dijajah?
  • apakah rela negara kita sebagai sarangan narkoba?
2. Kalimat tanya untuk konfirmasi dan klarifikasi; kalimat tanya yang tujuannya untuk penjernihan, 
    penegasan, pembenaran. Kalimat tanya konfirmasi/klarifikasi adalah kalimat tanya yang hanya 
    membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak" dan "benar" atau "salah"
    CONTOH
  • Dia yang memukulmu kemarin?
  • Kalau begitu, Bapak yang berada di belakang ini semua?
  • Inikah yang dinamakan cinta?
  • Anak itukah yang dicari plisi?
  • Apakah Anda masih sekolah?
  • Apa Bapak bersedia hadir dalam acara nanti?
  • Kamu jadi berangkat ke Bandung atau tidak?
  • Minuman ini air kelapa atau bukan?
  • Jadi benar Bapak yang mengambil uang Ibu?
  • Benarkah ini adik kadungmu?
3. Kalimat tanya tersamar; kalimat tanya yang berisi pertanyaan secara tidak langsung, yang isinya 
    bukan untuk menggali informasi (kalimat tanya biasa), klarifikasi, konfirmasi, melainkan 
    mengandung maksud lain.
CONTOH
  1. Terima kasih Anda tidak membuang sampah di sini.
  2. Tidak keberatan kah Anda membawa koper ini?
  3. Sudikah Anda mengembalikan buku yang kau pinjam?
  4. Masakan Anda kelihatannya lezat seklai?
  5. Bisakah membuat kopi untuk kakek?
  6. Tentunya Anda yang pantas menduduki jabatan ini.
MENGAJUKAN PERTANYAAN DALAM WAWANCARA
1. Pertanyaan yang diajukan harus relevan dengan topik yang akan ditanyakan
2. Pertanyaan yang diajukan benar-benar mengesankan keingintahuan terhadap sesuatu yang menjadi 
    topik pertanyaan
3. Diksi atau pilihan kata yang baik dan santun agar mendapatkan respons yang baik/memuaskan
4. Hindari pertanyaan yang bersifat subjektif/pribadi
5. Pertanyaan yang diajukan harus bersifat menggali informasi sebelum berlanjut ke pertanyaan yang 
    bersifat konfirmasi/penegasan
6. Jika pertanyaan menuntut tanggapan atau penilaian dari narasumber, ada baiknya jika pertanyaan 
    diawali dengan kata "menurut pendapat Bapak/Ibu..." Misalnya, "Menurut pendapat Bapak/Ibu, 
    bagaimana peranan pemuda dalam memberantas penyalahgunaan narkoba?"
7. Pertanyaan tidak bersifat memaksa, menekan, atau cenderung bertujuan mencari kesalahan 
    narasumber.


PERBEDAAN FAKTA DAN OPINI

Fakta itu sesuatu (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan. Maksudnya, sesuatu itu dikatakan fakta apabila benar-benar ada/terjadi. Sedangkan opini itu pendapat, hasil pemikiran, atau pendirian seseorang tentang sesuatu.

Fakta bersifat logis, objektif (apa adanya), faktuan (berdarkan kenyataan atau kebenaran).
Opini berupa pendapat, pemikiran, asumsi (memperkirakan kebenaran), bersifat subjektif (menggunakan kata-kata : sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut pendapat saya, kira-kira dan sejenisnya.)


TANGGAPAN POSITIF DAN TANGGAPAN NEGATIF

Tanggapan adalah komentar terhadap sesuatu (bacaan/teks, pidato, berita, wawancara dan sebagainya).
Tanggapan positif; pada umumnya bersifat optimis, dan santun, serta mendukung persoalan/pokok masalah dalam teks, pidato, berita tersebut.
Tanggapan negatif; bersifat psimis, dan cenderung kurang santun, serta biasanya tidak mendukung atau menentang pada pokok persoalan.


TANGGAPAN LOGIS DAN TAK LOGIS

Tanggapan dari suatu persoalan yang tidak salah nalar. Tanggapan logis cenderung tidak menyimpang dari pokok persoalan. Tanggapan tak logis; tanggapan yang menimbulkan salah nalar. Pada umumnya menyimpang dari pokok persoalan.

TANGGAPAN SANTUN DAN TAK SANTUN

Tanggapan santun bersifat objektif, memberi alasan yang logis, dan menggunakan kalimat yang efektif, serta tidak menimbulkan kesan yang menyinggung perasaan lawan bicar

PERHATIKAN CONTOH

1. Pendapat yang pembicara kemukakan tadi tidak jelas dan tidak memuaskan.  Tolong jelaskan lagi
    menurut pendapat Saudara, bagaimana caranya agar sekolah mendapat inisiatif khusus dari
    Telkom. (tidak santun)

2. Maaf, saya kurang mengerti penjelasan pembicara. Mohon dijelaskan lagi bagaimana caranya agar
    sekolah mendapat inisiatif khusus dari Telkom. (santu)

3. Maaf, saya menolak pendapat pembicara tadi karena tidak dilakukan survei. (tidak santun)
4. Maaf, saya kurang sependapat... (santun)

0 komentar:

Posting Komentar