Sabtu, 20 Februari 2016

serba-serbi



MEMBUAT LAPORAN

1.     Pedoman Penggunaan Huruf

  • Pada judul, hanya huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama kata benda khusus (proper noun) yang dikapitalisasi, dan sisa huruf lainnya dalam bentuk huruf kecil. Contoh: "Kebijakan dan pedoman" bukan "Kebijakan dan Pedoman".
  • Hindari karakter istimewa pada judul, seperti tanda dan ( & ), tanda tambah ( + ), kurung kurawal ( { ), atau kurung siku ( [ ). Untuk menggantikan tanda '&,' gunakan kata dan kecuali jika tanda tersebut merupakan bagian dari nama formal.
  • Hindari memberikan pranala pada judul; sebaliknya, cobalah untuk memberikan pranala pada kemunculan pertama kata tersebut pada bagian teks.
  • Gunakan judul ringkas: judul yang memiliki lebih dari sepuluh kata dapat mengorbankan maksudnya.
  • Hindari perulangan dan kata-kata yang tak diperlukan, seperti artikel (suatu, sebuah), kata ganti, serta pengulangan judul artikel.
  • Jangan memberikan judul yang identik untuk bagian yang berbeda. Hal ini akan membingungkan pembaca, dan akan menyulitkan penulis lain untuk membuat pranala ke bagian-bagian tersebut, kecuali ke bagian pertama.

Pengelolaan bagian

Subbagian membantu pembaca untuk mendapatkan tinjauan artikel dan menemukan subtopik yang menarik mereka. Buatlah subbagian jika suatu bagian sudah terlalu panjang, dan gunakan judul yang tepat untuk menyampaikan maksud Anda.
  • Sebisa mungkin jangan sering mengganti bagian dan subbagian. Artikel lain mungkin memiliki pranala ke suatu bagian tertentu. Penggantian ini akan mengacaukan pranala bagian tersebut.
  • Jika Anda membuat pranala ke suatu bagian, tinggalkan catatan untuk mengingatkan orang lain bahwa judul bagian tersebut terpranala dari artikel lain. Berikan nama artikel yang terhubungkan sehingga jika perlu diubah, orang lain dapat lebih mudah membantu memperbaiki pranala tersebut. Sebagai contoh: <!-- Bagian ini terhubungkan dari [[Wikipedia:Kebijakan dan pedoman]] dan [[Bantuan:Isi]] -->.
  • Jika Anda merujuk pada suatu bagian tanpa memberikan pranala, miringkan nama bagian tersebut. Sebagai contoh, paragraf ini adalah bagian dari Pengelolaan bagian.
  • Jika Anda membuat pranala ke suatu bagian, jangan memiringkan nama bagian tersebut, kecuali jika diharuskan (misalnya, judul buku). Membuat pranala ke suatu istilah telah cukup memberikan indikasi bahwa itu adalah suatu istilah, yang juga merupakan tujuan penggunaan huruf miring.
  • Jika Anda mengganti judul suatu bagian, Anda mungkin dapat mengecek pranala patah. Contohnya, melalui google.com Anda dapat mencari wikipedia "pengelolaan bagian" dan memiliki kemungkinan untuk menemukan halaman yang memiliki pranala ke bagian ini.

Kejelasan bentuk huruf (legibility) adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter / rupa huruf / tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:
1.     Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan siripan, kontras goresan, dan sebagainya.
2.     Penggunaan warna
3.     Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan / kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
1.     Jenis huruf
2.     Ukuran
3.     Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
4.     Kontras warna terhadap latar belakang
Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah kepantasannya huruf itu di tulis, salah satu contoh apabila ingin menulis hasil karya ilmiah ataupun skripsi kebanyakan orang menggunakan huruf atau font arial ataupun times new roman karena itu merupakan ketentuan yang telah di gunakan. Ada lagi contoh apabila ingin menulis ataupun memposting hasil karya di blog ataupun di website kebanyakan orang menggunakan huruf atau font yang agak rapi seperti Calibri ataupun cambria. Dan contoh terakhir apabila ingin menulis suatu hasil undangan pernikahan banyak menggunakan huruf atau font memiliki karakteristik yang unik dan yang dapat dilihat oleh mata menarik, contohnya adalah font Algerian, Franklin Gothic, Lucida, dan lain-lain.
2.Pemilihan Huruf
cara memilih jenis font yang tepat untuk desain bisa saja menjadi hal sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Tipografi bukahlah sebuah ilmu pengetahuan. Tipografi adalah seni. Mereka yang suka sesuatu yang berbau ‘ilmiah’ atau juga mereka yang menyukai bekerja dibidang sample data akan sulit menetukan tipografi yang baik dan tepat. Bagaimanapun juga seorang penjual roti pasti akan berpikir layaknya mereka yang suka berdagang. Begitupula tipografi dan pada pemilihan tipeface / jenis font adalah bukan barang ilmiah yang didalamnya selalu berhadapan dengan aturan-aturan dan perilaku yang menjadi sebuah alasan untuk suatu kesenangan.
Sebelum kita masuk dalam inti pembahasan tips memilih jenis font, marilah kita berbicara tentang tanggung jawab. Kita sebagai desainer mempunyai dua beban tanggung jawab : pertama kita sebagai desainer mempunyai kewajiban dalam menyajikan sebuah desain tidak malah menjadi penghalang kesenangan pembaca, tetapi untu=-membantunya mendapatkan kesenangan, -kenyamanan lebih pada saat membaca; kedua kita bertanggungjawab untuk menentukan tipeface yang digunakan.
Tipeface yang baik adalah yang didesain untuk suatu tujuan yang baik pula, tetapi tidak berarti tipeface terbaik adalah tipeface yang cocok digunakan setiap saat. Saya sendiri, merasa agak kurang yakin jika dalam mendesain menggunakan tipeface yang saya dapatkan baru-baru saja. Tipeface baru adalah seperti layaknya bayi yang baru lahir (meskipun tidak bisa muntah di baju Anda) : jangan dibanting, ditekan terlalu keras, diangkat terbalik; dalam kata lain jangan semena-mena, perlakukan dengan baik, penuh hormat dan hati-hati
3.Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tipografi
 Proses perancangan dengan menggunakan huruf merupakan tahapan yang paling menentukan dalam solusi masalah tipografi. Pada tahap vital dalam proses kreatif dari sebuah perancangan tipografi, seorang desainer akan bertindak sebaga komunikator visual yang memiliki berbagai peluang mengontrol setiap keputusan kreatif yang kelak dapat memperkuat efektifitas dan efisiensi dari sebuah pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penerimanya.
SINTAKSIS TIPOGRAFI
Dalam ilmu bahasa dikenal sintaksis, yang berarti penyusunan kata-kata dalam bentuk dan urutan yang tepat. Aturan dalam tata bahasa sudah dibakukan, seperti: huruf membentuk kata, kemudian kata membentuk kalimat yang terdiri dari komponen-komponen seperti subjek, predikat dan objek.
Sedangkan sintaksis dalam tipografi memiliki pengertian sebagai sebuah proses penataan elemen-elemen visual ke dalam kesatuan bentuk yang kohesif. Studi terhadap sintaksis tipografi dimulai dari elemen komposisi yang terkecil yaitu huruf, kata, garis, kolom dan margin.
Sintaksis tipografi tidak memiliki aturan yang baku. Namun, dalam proses perancangan tipografi, penggunaan logika-logika dan prinsip-prinsip persepsi visual yang diterapkan dalam setiap pendekatan kreatif akan secara bertahap melahirkan suatu sistematika penataan elemen-elemen visual huruf.
PERSEPSI VISUAL
Tugas seorang grafis adalah menciptakan sebuah kesatuan visual yang mudah dipahami oleh penglihat. Pemahaman terhadap persepsi visual adalah kunci untuk memahami tendensi mata kita dalam melihat sebuah pola visual. Contoh, persepsi visual dari teori Gestalt sebagai acuan serta beberapa contoh rancangan yang dapat memperjelas gambaran-gambaran terhadap penerapan dari teori tersebut.
CONTOH TENDENSI ALAMI DALAM MELIHAT POLA VISUAL
  • Similarity
  • Continuation
  • Proximity
  • Closure
FOCAL POINT
Musuh terbesar dari seorang perancang grafis adalah keapatisan penglihat terhadap hasil rancangannya. Tugas perancang grafis adalah menarik perhatian penglihat dengan menciptakan suatu pola rancangan visual yang secara cepat dapat menstimulasi penglihat lewat pokok penekanan (focal point). Namun, sebagai catatan, focal point yang gamblang tidak merupakan keharusan untuk menciptakan sebuah rancangan yang berhasil.
Dalam desain tipografi ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan focal point dengan berbagai kemungkinan sebagai contoh berikut ini.
  • Ketika sebuah elemen terisolasi dari kelompok elemen yang lain maka elemen itu akan menjadi focal point. Dengan melakukan pemisahan, sebuah elemen akan menjadi properti visual yang penting.
  • Pada desain sampul buku ini focal point terletak pada nama penulisnya dengan mengubah parameter pada ukuran huruf.
  • Headline pada salah satu dari lembaran buku laporan tahunan (annual report) disamping ini merupakan focal point lewat cara mengisolasi headline serta penggunaan kontras pada huruf yang dicetak negatif (reversed type).
Semenjak focal point terlalu umum digunakan sebagai salah satu dari perangkat artistik, kadang untuk menarik perhatian penglihat, kehadiran focal point dihilangkan. Pada akhirnya focal point hanya digunakan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan dari rancangan serta pesan yang akan disampaikan.
GRID SYSTEMS
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid systems seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
Walaupun tidak ada aturan-aturan yang baku mengenai penentuan besarnya margin, namun, pemanfaatan ukuran margin yang tepat memberikan dalam visual terhadap keseluruhan rancangan. Margin yang berbeda-beda ukuran dapat menciptakan ruang asimetris yang lebih dinamis.
Sebagai catatan, grid systems sangat diperlukan sebagai dasar pola dalam menyusun huruf dan gambar dalam jumlah yang banyak, seperti buku, brosur, majalah, dan lain sebagainya. Untuk rancangan yang berjumlah satu halaman atau sedikit, penerapan grid systems kadang sering diabaikan.
Grid systems dalam sebuah rancangan grafis digunakan sesuai dengan kebutuhan komposisi, ada yang hanya menggunakan satu buah kolom vertikal hingga multi kolom yang menggunakan dua titik koordinat X dan Y (horisontal dan vertikal). Sebagai catatan, penggunaan grid systems jangan dijadikan sebagai sebuah limitasi dalam menerapkan sebuah komposisi, melainkan difungsikan sebagai peragkat bantu dalam memonitor setiap penempatan elemen-elemen visual pada sebuah bidang racangan.
ALIGNMENT
Dalam sebuah perancangan tipografi penataan baris (alignment) memiliki peranan penting sebagai penunjang legibitility serta estetika dari rancangan.
Huruf-hirif dalam beberapa baris dapat disejajarkan dengan lima cara sebagai berikut.
  • Rata Kiri (flush left)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang atau pendek. Bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk iregular yang memberi kesan dinamis.
  • Rata Kanan (flush right)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf-huruf per barisnya hampir setara.
  • Rata Tengah (centered)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf yang seimbang pada tiap barisnya.
  • Rata Kiri-Kanan (justified)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang. Keteraturannya memberikan kesan bersih dan rapi. Namun, jarak antar kata harus diperhatikan bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar kolom.
  • Asimetris (random)
Penataan ini berbeda dengan empat cara diatas. Setiap baris disusun secara acak (random) sehingga tidak ada pola baris yang dapat diprediksi panjanganya ataupun penempatannya.
Dalam sebuah eksekusi perancangan halaman (page makeup), ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari karena secara optis kehadirannya dapat mengganggu estetika, seperti:
  • Window
Satu baris pendek yang merupakan baris terakhir dari sebuah paragraf yang berdiri tunggal dan hadir menjadi baris pertama pada halaman berikutnya.
  • Orphan
Satu baris pendek yang merupakan baris pertama dari sebuah paragraf yang berdiri tunggal dan menjadi baris terakhir dalam sebuah halaman.
  • Block
Tiga atau empat buah tanda sambung (hypens) yang bersusun pada bagian akhir dari beberapa baris yang berurutan dalam sebuah halaman.
  • River
Sebuah bentuk yang terjadi karena adanya jarak antar kata dari beberapa baris yang berurutan dan membentuk sebuah bidang putih seperti alur sungai.

0 komentar:

Posting Komentar