Sabtu, 27 Februari 2016

hakikat bhs.indonesia

Bahasa sangat penting bagi kehidupan manusia.


Bahasa dapat diartikan sebagai rangkaian bunyi ujaran yang memiliki makna tertentu. Rangkaian bunyi itu yang kita kenal sebagai kata, melambangkan suatu konsep. Umpamanya perkataan unta melambangkan konsep ‘sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’ dan lambang bahasa pena melambangkan makna ‘sejenis alat tulis bertinta.’ Demikian halnya dengan perkataan gunung atau burung sebenarnya merupakan lambing yang kita berikan untuk konsep atau objek tertentu.

Namun, perlu diperhatikan bahwa dalam memberikan lambang kepada suatu konsep tidak sembarang. Memberikan nama kepada suatu objek, perlu atas dasar konvensi atau kesepakatan masyarakat pemakai bahasa itu. Misalnya, dalam pemakai bahasa Indonesia melambangkan ‘binatang yang berkaki empat yang biasa dikendarai dengan kata unta dan tidak boleh lain. Jika konvensi itu dilanggar, missal dengan melambangkan konsep itu dengan taun atau atun, atau dengan lambang atnu, maka akan terjadi proses komunikasi akan terhambat.

Setiap pemakai bahasa cenderung memiliki konvensi atau kesepakatan masing-masing untuk melambangkan konsep yang digunakan itu. Misalnya, masyarakat pemakai bahasa Indonesia melambangkan 'tanah yang menjulang tinggi' dilambangkan 'gunung' dan masyarakat Inggris menggunakan lambang 'mountain' dan masyarakat Arab melambangkan dengan 'jaba'
Selain itu, coba Anda perhatikan bagaimana dalam memberikan lambang bahasa pada suatu benda tertentu di lingkungan kehidupan masyarakat kita, burung merpati, ada yang melambangkan dara (Jawa), dove (Inggris), jepati (Sunda).

0 komentar:

Posting Komentar