Sabtu, 20 Februari 2016

gaya bahasa

GAYA BAHASA

Cara menyampaikan bahasa seorang penulis secara pengiasan. Bahasa yang dikiaskan secara tidak langsung untuk mengungkapkan maknanya. Pengungkapan makna kias tersebut disampaikan oleh penulis karena pengalaman, perasaan batin, jalan pikiran, harapan, dan suasana kejiwaannya, atau semangat hidup yang dialami oleh setiap penulis. Hal ini dilakukan penulis untuk menghindari keterbatasan makna kata secara lugas (denotatif), serta memperindah bunyi ujarannya.

MACAM-MACAM GAYA BAHASA


No.
Jenis Majas
Contoh
1
Metafora
(Perbandingan langsung sesuatu dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat)
  1. Raja siang (maksudnya matahari), Dewi Malam (bulan)
  2. Dialah anak emas juragan kaya itu ( maksudnya sangat berharga)
  3. Engkaulah putri duyung tawananku (Rendra)
  4. Aku ini binatang jalang (Chairil Anwar)
  5. Kaulah kandil kemerlap, pelita jendela di malam gelap (Amir Hamzah)
  6. Ia bersedih ditinggal si jantung hati (maksudnya sang kekasih)
  7. Ia gugur sebagai bunga bangsa (maksudnya meninggalkan nama harum)
  8. Bola sudah sampai di mulut gawang
2
Personifikasi
(penyifatan benda mati menjadi hidup seperti manusia)
  1. Sepi menyanyi malam dalam mendoaa tiba (Chairil Anwar)
  2. bulan berkhianan menggosok-gosokan tubuhnya di pucuk para (Rendra)
  3. Badai mengamuk
  4. Hanya surat-surat inilah yang menghubungkan kami
  5. Rumputpun bergoyang-goyang riang turut bahagia
  6. ombak berkejaran melompat pantai
  7. pena  menari menarik melukiskan kisah denyut jantung
3
Alegori
(Perbandingan secara utuh/perbandingan suatu keadaan/peristiwa dengan beberapa kiasan yang membentuk satu kesatuan)
  1. Keluarga, dialegorikan sebagai ’bahtera’, dan kehidupan dialegorikan sebagai ’samudera besar yang penuh badai dan gelombang’
  2. Berikan bantuan nahkoda calon istrimu, dalam mendayung bahtera hidu0 menuju pulau bahagia.
  3. Hati-hatilah Anda dalam mendayung bahtera rumah tangga, mengarungi lautan kehidupan yang penuh badai dan gelombang. Jika suami-istri antara nahkoda dan juru mudinya itu seia sekata dalam melayarkan bahteranya, niscaya Anda akan sampai ke pulau tujuan.
4
Parabel
(gaya yang berisi falsafah hidup dengan bentuk ajaran halus pada suatu karangan)
  1. ajaran yang dituangkan dalam buku Bhagawat Gita (Amir Hamzah)
  2. Cerita berbingkai Bayan budiman dsb.
5
Simbolik
(sifat benda lain digunakan segai lambang/simbul sifat lain)
  1. Bunglon, lintah darat
  2. Lintah darat berkeliaran di mana-mana
  3. Di hitam matamu bunga mawar dan melati
  4. Aduh, Kekasihku isi hatiku dengan kata-Mu
  5. burung dara jantan/yang dulu kau pelihara/kini telah terbang menemui jodohnya (Rendra)
6
Tropen
(kata kias yang digunakan sebagai makna yang sejajar)
  1. Presiden hari ini terbang ke Singapura
  2. Berhari-hari ia terbenam dalam buku
  3. Pikirannya melayang-layang entah ke mana
  4. Seharian ia berkubur dalam kamarnya
7
Metonimia
(Menyebut merk untuk benda)
  1. Dia datang mengendarai kijang biru
  2. Ia mengisap gudang garam filter
  3. Mereka sedang membaca Kompas
8
Litotes
(Kata yg merendahkan diri)
  1. modal saya hanya sebesar biji kacang untuk usaha ini
  2. silakan mampir ke gubuk saya
  3. Setetes air cukup untuk hidup
9
Hiperbolisme
(Ungkapan yang berlebihan)
  1. Suaranya membelah angkasa
  2. Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar)
  3. Dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil Anwar)
  4. Rintihnya tersebar selembar tujuh desa (Rendra)
  5. Kita tak punya kepentingan dengan seribu slogan (Taufiq Ismail)
10
Eufemisme
(ungkapan yang menggunakan kata pelembut)
  1. Ia agak kurang pendengarannya (tuli)
  2. Anak Bapak belum waktunya naik kelas (bodoh)
  3. Anak itu sudah sebulan berubah akalnya (gila)
  4. Pencurinya sudah diamankan di Polsek (ditahan)
11
Alusio
(Menyampaikan maksud dengan kiasan/pantun)
  1. Jangan kau kura-kura dalam perahu
  2. Setiap usaha kita harus berakit-rakit ke hulu
  3. Setiap pekerjaan yang menyelam sambil minum banyak untungnya
12
Antonomasia
(sebutan pada cirri pisik saja)
  1. Si Gendut, si Kriting, Si pesek, dsb.
  2. Si Jangkung selalu membawa untung untuk kita
  3. Si gingsul senyumnya manis
1


No.
Jenis Majas
Contoh
13
Perifrasis
  1. Kuda besi menyusuri rel rute Jagorawi (kereta api)
  2. Pagi-pagi (diuraikan menjadi : ketika sang surya keluar dari peraduannya)
14
Sinekdok
  1. Pars pro toto (Menyebut dari sebagian untuk semua/seluruh)
a.       Penderitaan mengalir dari parit-parit wajah rakyat (Rendra)
b.       Dia tidak tampak lagi batang hidungnya
c.        Jangan lagi bicara, sudah tercacar senua di muka (Chairil Anwar)
d.       Hari ini kita tangkap tangan-tangan kebatilan (Taufik Ismail)
  1. Totem pro parte (menyebut seluruh untuk sebagian saja)
a.       Para petani bekerja, berumah gubuk-gubuk tanapa jendela (Rendra)
b.       SMK Pancasila berhasil menggondol piala sepak takraw
c.        Politisi dan pejabat tinggi adalah calo-calo yang rapi (Rendra)
15
Ironi
(pernyataan yang sebaliknya dari sebenarnya, guna menyindir halus)
  1. Hampir engkau kesiangan (terlambat)
  2. coret-coret di tembok itu bagus (jelek)
  3. Seorang ketika digiring tersedu/membuka sendiri tanda kebesaran di pundaknya (Taufiq Ismail)
  4. Yang kami minta hanyalah sebuah bendungan saja/tidak tugu atau tempat main bola/air mancur warna-warni. (Taufiq Ismail)
16
Sinisme
(Lebih kasar dari Ironi)
  1. Harum benar baumu
  2. Muntah aku melihat perangaimu yang tak juga pernah berubah
17
Pleonasme
(memperjelas maksud yang sudah jelas)
  1. Saya melihat dengan mata kepalaku sendiri
  2. Pesawat itu terbang melayang ke angkasa meninggalkan landasan
18
Repetisi
(mengulang kata dalam satu baris, dengan tujuan mempertegas)
  1. Dengan seribu gunung langit tak runtuh, dengan seribu perawan hati tak jatuh, dengan seribu sibuk sepi tak mati (Sutardji)
  2. Kau diam, diam kekasihku/Kasihku, anaku, mengapa kian?
  3. Rakyat negeriku bergerak lunglai.../menoleh ke kiri, menoleh ke kanan dalam usaha tak menentu (Rendra)
19
Paralelisme
(mengulang kata pada baris berikutnya)
  1. Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa (Amir Hamzah)
  1. Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki , aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
Jika yang diulang bagian depan (Rindu) disebut ANAFORA
Tetapi jika yang diulang bagian belakang  (AKU AKAN DATANG) disebut EPIFORA
20
Tautologi
(mengulang kata bersinonim secara berturut-turut)
  1. Kehendak dan kemauan kami tidak berlebihan
  2. Pergi ke laut lepas, anakku sayang/ pergi ke alam bebas (Asrul Sani)
  3. Bisa dan luka, kubawa berlari/Hingga hilang pedih peri (Chairil Anwar)
  4. Indah permai panorama pulau cintaku
  5. Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa-desa (Hartoyo A)
21
Klimaks
(urutan penyebutan yang semakin meningkat)
  1. Ia pun sedih, kecewa, gemetar menahan marahnya
  2. bukan seratus, seribu, malah berjuta orang ...
  3. dari kecil, hingga dewasa, malah sampai tua...
22
Antiklimaks
(Kebalikan dari klimaks)
  1. Kakeknya, ayah, dia sendiri, dan kini anaknya ikut merasakan ...
  2. gedung-gedung, ruumah-rumah, dan gubuk-gubuk...
23
Inversi
(mementingkan obyek/predikat, susun balik (O/P-S)
  1. Terang benar bulan malam ini
  2. besar sekali gajinya
  3. Tak terkabul semua permintaanya
24
Retoris
(kalimat tanya, yang sudah jelas jawabanya)
  1. Inikah yang kaunamai bekerja?
  2. Maukah engkau hidup sengsara?
  3. Kapan akan selesai kalau tak dikerjakan?
  4. Mana mungkin orang mati hidup kembali?
25
Koreksio
(membenarkan salah ucap)
  1. Ibu sedang ke pantai, oh, maaf sedang ke panti asuhan
  2. Dia adalah pawang hewan liar, ah, bukan dia peneliti
26
Paradoks
(penyebutan kata secara kontras)
  1. Dunia tambah beku di tengah derap suara merdu (Toto Sudarto B)
  2. Senyummu terlalu kekal untuk mengenal duka (Toto sudarto B)
  3. Istri menjadi sangat penting bagi kita justru ketika mulai melupakannya (Darmanto Jatman)
  4. Dipukul banjir, gunung api, kutu dan hama/ dan bertanya-tanya diam  inikah merdeka. (Taufiq Ismail)
2


IDIOM DAN PERIBAHASA
Perbedaan Idiom (ungkapan) dan kata adalah :  Idiom terbentuk dari dua kata/lebih yang maknanya telah menyimpang dari rujukan kata asal. (contoh kata kambing hitam, makna asal kata : ’kambing yang berwarna hitam’, tetapi kambing hitam dalam arti idiomnya adalah : ’tumpuan kesalahan’)
Perbedaan Idiom dan Peribahasa adalah : Peribahasa berupa kalimat yang berisi ungkapan yang di dalamnya tidak hanya terdapat satu lambang/kiasan. Idiom hanya terdiri dari satu makna kiasan saja.
  1. Idiom
No
Idiom
Makna
1
Angkat tangan
Menyerah
2
Buah baju
Kancing
3
Buah tangan
Oleh-oleh/hasil karya
4
Buah pikiran
Pendapat
5
Buah bibir
Bahan percakapan/pembicaraan
6
Buah pena
Karangan
7
Buah hati
Kekasih/idola
8
Buah pinggang
ginjal
9
Panjang tangan
Suka mengambil milik orang lain
10
Panjang akal
Banyak ide
11
Lapang dada
Sabar
12
Ringan tangan
Rajin beraktivitas
13
Besar kepala
Sombong
14
Kutu buku
Senang membaca
15
Bulan madu
Rekreasi dengan kekasih
16
Otak kerdil
Kurang wawasan
17
Panjang langkah
Banyak anjangsana
18
Otak jernih
Berpikir bijaksana
18
Isap jari
Kecewa
20
Hujan tangis
susah
  1. Peribahasa
No
Peribahasa
Makna
1
Air beriak tanda tak dalam
Orang banyak bicara/sombong biasanya kurang ilmu
2
Seperti air dalam kolam
Tenang pembawaannya, tetapi berilmu
3
Air susu dibalas air tuba
Perbuatan kebaikan dibalas dengan kejahatan
5
Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam
Sedih karena sesuatu yang menyakiti hati
6
Bermain air basah, bermain api letup
Setiap perbuatan mengandung resiko
7
Mancing di air keruh
Menggunakan kesempatan dalam kesempitan
8
Sambil menyelam minum air
Sambil mengerjakan yang pokok dan dapat menghasilkan/menyelesaikan yang lainnya
9
Menepuk air di dulang
Membuka aib sendiri/keluarga
10
Orang haus diberi air, orang lapar diberi makan
Memberikan pertolongan kepada orang yang sangat membutuhkan
11
Ada air ada ikan/ada gula ada semut/ada batang cendawan tumbuh
Setiap negeri selalu terdapat rezeki/setiap negeri/kampung selalu terdapat adat
12
Air tenang menghanyutkan
Orang pendiam banyak pengetahuannya
13
Seperti duduk dekat apai
Merasa gelisah karena dekat dengan orang marah
14
Seperti anak ayam kehilangan induk
Rakyat bercerai berai kehilangan pemimpin
15
Mencari jejak dalam air/membuang garam dalam laut/mencencang air
Mengerjakan pekerjaan dengan sia-sia/percuma
16
Seperti ayam patuk anaknya
Hukuman ibu itu berguna untuk memperbaiki kelakuan anak, bukan menyiksa karena rasa benci
17
Bagai api dalam sekam
Dendam yang tersembunyi
18
Bergantung pada akar lapuk
Mengharap bantuan orang yang lemah
19
Kalah jadi abu, mmenang jadi arang
Pekerjaan yang sama-sama tidak menguntungkan
20
Utang emas dibayar, utang budi dibawa mati
Budi bahasa tidak dibayar dengan uang, dan akan berlaku seumur hidup
21
Bak mencari batu dalam ijuk
Pekerjaan yang mustahil berhasil
22
Batu bulat tak bersanding
Berani kepada siapa pun
23
Belakang parang pun jika diasah akan tajam juga
Orang bodoh jika rajin belajar akan pandai
24
Yang benar bawa lalu yang salah bawa surut
Ambil benarnya yang salah dijauhkan/dibuang
25
Bulat air di pembuluh, bulat baca dimufakat
Telah mencapai kata mufakat setelah selesai
26
Sepala-pala mandi biarlah basah
Bila bekerja jangan setengah-tengah
27
Bercermin di air keruh
Sebelum melakukan sesuatu pikirkan dulu masak-masak
28
Kesturi mati karen baunya, gajah mati karena gadingnya
Mendapat celaka karena keangkuhannya
3


No
Peribahasa
Makna
29
Biang menanti tembuk (genting)
Perkara yang hampir putus
30
Tangan mencencang bahu memikul
Siapa yang bersalah harus berani menerima hukuman
31
Mendirikan benang basah
Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia
32
Lempar batu sembunyi tangan
Tidak bertanggung jawab atas perbuatannya
33
Sekeras-keras batu ditimpa hujan akan retak
Pendirian yang keras jika dipengaruhi akan berubah
34
Besar kapal besar pula gelombangnya
Semakin besar pekerjaan, semakin besar pula resiko
35
Beroleh sehasta hendak sedepa
Ingin mendapatkan sesuatu yang lebih banyak
36
Cakap melangit dapur tak berasap
Lagak seperti orang kaya tetapi melarat
37
Cepat kaki ringan tangan
Orang yang tangkas dan giat
38
Daripada hidup bercermin bangkai lebih baik mati berkalang tanah
Lebih baik mati daripada hidup menanggung malu
39
Belum beranan sudah ditimang
Bersenang-senang sebelum mencapai tujuan
40
Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi/duduk setampar, tegak sepematang
Sama derajat dan kedudukannya
41
Datang tampak muka, pulang tampak punggung
Mengutamakan sopan santun dalam rumah tangga
42
Ke bukit sama mendaki, ke lurah sama menurun/Telentang sama menadah embun, tiarap sama makan pasir
Seiya-sekata/kompak
43
Bagai duri dalam daging
Sesuatu yang selalu menyakitkan hati
44
Emas disangka layang
Orang miskin disangka jahat padahal baik hati
45
Enak makan dikunyah enak kata diperkatakan
Pekerjaan yang melibatkan banyak orang baiknya dirundingkan dahulu
46
Gajah mati meninggalkan gading
Kebaikan akan dikenang walau sudah mati
47
Garam di laut asam digunung bertemu dibelanga
Bila jodoh, walau jauh akan bertemu
48
Sudah banyak makan asam garam
Sudah banyak pengalaman
49
Membuang garam ke laut
Memberi pertolongan yang tidak membutuhkan
50
Semahal-mahal gading, jika patah tak berharga
Dianggap baik/mulia, jika melakukan kesasalahan tidak akan dipandang lagi
51
Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai/Buah masak tergantung tinggi, hendak diambil galah tak sampai
Tidak memiliki kekuatan untuk mencapai tujuan
52
Menggunting dalam lipatan
Melakukan sesuatu secara diam-diam
53
Dengarkan guruh di langit, air di tempayan ditumpahkan/Harap hujan di langit, tempayan ditumpahkan
Mmengharap sesuatu yang belum pasti, yang sudah ada dilepaskan
54
Terapung tak hanyut, terendam tak basah
Perkara yang tak pernah berakhir
55
Mata berkayuh, perahu hanyut
Bila tak berusaha takkan mendapat hasil
56
Ada rupa ada harga
Nilai suatu barang tergantung mutu
57
Hidung dicium pipi digigit
Memberi kasih sayang yang semu
58
Hidung tak tentu rimba, mati tak tentu kubur
Sesuatu yang hilang tidak meninggalkan bekas
59
Panas setahun terhapus oleh hujan sehari
Kebaikan yang telah dibuat hilang karena kesalahan kecil
60
Ladang perahu di lautan, padang hati dipikiri
Menggunakan akal dalam memecahkan segala sesuatu
61
Masuk kandang kambing mengembek, masuk kandang kerbau menguak
Orang yang tidak memiliki pendirian
62
Indah kabar dari rupa
Kabar biasanya melebihi keadaan sebenarnya
63
Diberi kuku hendak mencengkeram
Baru memiliki sedikit kekuasaan hendak mencelakakan orang lain
64
Mendapat kopi pahit
Mendapat teguran keras
65
Makan sudah terhidang, jamu belum datang
Gadis belum tunangan walau usia sudah mencukupi
66
Manis tak dapat ditelan, pahit tak dapat dimuntahkan
Sesuatu yang baik tidak dapat dimanfaatkan, sedangkan yang buruk tak dapat dibuang
67
Buruk muka cermin dibelah
Kesalahan sendiri orang lain disalahkan
68
Makin murah makin menawar
Makin diberi makin banyak yang meminta
69
Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, masih lebih baik negeri sendiri
Sebaik-baik negeri orang masih baik negeri sendiri
70
Nyamuk tak mati gatal tak lepas
Dendam terhadap orang yang menyakiti walaupun orang tersebut telah mendapat hukuman
71
Kalau takut dilimbar pasang jangan berumah di tepi pantai
Jangan melakukan pekerjaan jika takut akan akibatnya
72
Patah sayap bertongkat paruh
Tidak putus asa, terus berusaha sekuat tenaga
73
Ada padang ada belalang
Di mana kita berada pasti ada rezekinya
74
Ilmu padi makin berisi makin merunduk
Semakin tinggi ilmu semakin rendah hati
75
Sudah panas berbaju pula
Bertambah susah
4


No
Peribahasa
Makna
76
Besi ditempa selagi panas
Selagi masih memiliki kemampuan  harus berusaha
77
Memancing dalam belanga
Menghabiskan harta keluarga
78
Pandang anak pandang menantu
Segala sesuatu hendaknya ditimbang terlebih dahulu, biar baik bagi diri sendiri dan orang lain
79
Dipandang dekat dicapai tak dapat
Seorang wanita yang sulit didekati
80
Panjang langkah singkat permintaan
Seseorang yang sudah mendekati ajal
81
Panjang mengambil singkat mengulur
Senang meminta tetapi tidak mau memberi
82
Takut dihantu terpeluk dibangkai
Takut rugi sedikit justru mendapatkan rugi besar
83
Pucuk dicinta ulam tiba
Mendapat sesuatu melebihi apa yang diminta
84
Bagai pinang dibelah dua
Serupa/sepadan
85
Putih kapas boleh dilihat, putih hati berkeadaan
Kesucian hati seseorang dapat dilihat dari perkataan dan perilakunya
86
Rumah buruk disapu cat
Orang tua suka berdandan
87
Ringan tulang berat perut
Setiap orang yang giat berusaha pasti akan mendapatkan keuntungan
88
Tak sama getah batang dengan getah daun
Setiap orang tua lebih mengasihi anak sendiri daripada keponakannya
89
Putus tali tempat bergantung, terban tanah tempat berpijak
Sudah tidak ada tempat lagi
90
Belum bertaji hendak berkokok
Belum berilmu akan menyombongkan diri
91
Belum tegak hendak berlari
Mudah marah sebelum mengetahui masalahnya
92
Menumbuk dalam lesung bertanam di periuk
Melakukan sesuatu sesuai aturan
93
Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengaja diri
Membuang kebiasaan bersenang-senang
94
Seiring bertukar jalan seia bertukar sakit
Satu tujuan tetapi berbeda langkah
95
Tidur bertilam air mata
Sangat merindukan kehadiran seseorang yang dicintai
96
Terlalu tinggi jatuh terlalu panjang patah
Seseorang yang lupa akan dirinya sesekali pasti akan jatuh juga
97
Tidak disangka akan keram, ombak kecil diabaikan
Karena lalai bahaya yang kecil disia-siakan akhirnya mendatangkan bencana besar
98
Luka tangan kanan oleh tangan kiti
Jangan terlalu percaya kepada sahabat karena adakalanya akan mencelakakan diri kita
99
Ucap habis niat sampai
Melaksanakan sesuatu yang telah diucapkan (nadzar)
100
Udang tak tahu dibungkuknya, orang tak tahu diburuknya
Tidak menyadari adanya kesalahan dirinya sendiri

0 komentar:

Posting Komentar